REVIEW JURU KUNCI MAKAM KARYA SINTA YUDISIA, KETIKA TEMPAT YANG TAK PANTAS DIDATANGI MENJADI TEMPAT TERNYAMAN BAGI ORANG LAIN


Judul Buku : JURU KUNCI MAKAM

Penulis : SINTA YUDISIA

Penerbit :Indiva Media Kreasi

Tahun terbit : 2020

Tebal : 136 Halaman

ISBN : 978-623-253-022-5



"Ayah Unggul seram." Bahunya terangkat sejenak, mimik mukanya mengerut bergidik.

"Seram?"Nadia tampak penasaran."Seram bagaimana?"

"Menakutkan, maksudmu?"Sofi meralat.

"Iya. Seram, menakutkan. Pokoknya begitu."

"Bagaimana kamu dapat menyimpulkan demikian?"

Donni menatap kedua temannya penuh rahasia.

"Ayahnya seorang juru kunci makam," bisiknya tertahan."Mereka sekeluarga tinggal di samping kuburan!"

Apa yang ada dikepalamu saat mendengar kata : makam? Apakah kamu jadi ikut takut seperti Donni dan teman-temannya? Makam tak selalu menakutkan kok. Tidak percaya? Baca aja kisah dalam buku ini! Dijamin akan mendapat hikmah dan ilmu baru dari sini.

 


Murid SMP Teladan, khususnya kelas 8A sedang mendapat tugas kelompok untuk pelajaran biologi tentang struktur anatomi hewan katak dan kadal, masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang.

Donni merasa kelompok dia kurang beruntung dibanding kelompok yang lain. Donni satu kelompok dengan Sofi, Nadia dan Unggul.

Donni yang enggan Unggul bergabung dengan kelompoknya, karena ia merasa Unggul anak yang aneh, pendiam tidak banyak bicara. Menurut Donni pula keluarga Unggul tidak jelas, ayahnya tidak punya pekerjaan tetap dan Unggu tinggal di area pemakaman.

Selama tiga hari Unggul tidak ada kabar, ia tidak masuk sekolah. Sofi, Nadia dan Donni panik, waktu terus berjalan, kalau seperti ini bagaimana mereka bisa menyelesaikan tugas kelompoknya.

Akhirnya Sofi datang ke rumah Unggul untuk memberitahu tentang tugas kelompok ini, Sofi dibuat terkejut dengan kebenaran yang Donni katakan.

Tetapi mengapa, saat Unggul sudah mulai bergabung dengan kerja kelompok biologi tersebut Donni malah tidak hadir? alasan apa yang membuat Donni tidak hadir, dan mengapa Unggu bisa tidak masuk sekolah selama tiga hari, apa yang terjadi?

Cerita penuh makna dan pembelajaran, di rangkai apik oleh penulis, silahkan baca JURU KUNCI MAKAM untuk mengetahui kisah Unggul, Donni dan teman-temannya.

 


GEN Z adalah label yang diberikan oleh penerbit untuk novel karya Sinta Yudisia ini. Aku sudah membaca salah cerita GEN Z dari penerbit kesayangan aku yaitu Indivia Media Kreasi yaitu cerita tentang Ayah karya S.Gegge Mappangewa.

 

BACA REVIEW "AYAH AKU RINDU" KARYA S GEGGE MAPPANGEWA , KLIK DI SINI

 

Ada dua tokoh utama dalam cerita ini yaitu Donni dan Unggul. Mereka berdua punya konflik pribadi masing-masing yang harus mereka selesaikan untuk kehidupan mereka lebih baik.

Alur maju dengan plot yang luar biasa keren, meski ini tokoh utama seorang anak SMP tapi buku ini tidak hanya untuk mereka gen Z atau para remaja, mereka yang berada di luar Gen Z pun bisa menikmati membacanya dan mengambil makna yang ingin disampaikan oleh buku ini.

Ada beberapa tokoh yang muncul dalam cerita ini, tapi karakter tokoh utama yaitu Donni dan Unggul yang memang menyita perhatian para pembaca termasuk aku.

Unggul, yang mempunyai nama lengkap Unggul Wicaksono, tinggal di area pemakaman dengan rumah yang cukup sederhana hanya dengan sang ayah, ibunya meninggal saat melahirkan Unggul. Sang ayah yang hanya menjadi tukang gali kubur dan tukang bersih-bersih makam hidup dengan segala keterbatasan, tapi Unggul sangat menyanyangi sang Ayah. Meski dengan segala keterbatasan ekonomi Unggul tetap semangat untuk sekolah dan mengganti peran sang Ayah saat beliau sedang sakit.

Sementara Donni, hidup dengan serba kecukupan, tapi ia merasa menjadi anak paling bodoh di kelasnya, ia pintar menggambar sudah banyak orang yang memuji karyanya tapi ia selalu beranggapan bahwa apa yang ia lukis, apa yang ia gambar sangat jelek.

Adegan yang mengesankan adalah waktu Unggul mengajak Sofi dan Nadia melihat kehidupan yang terjadi di area pemakaman. Semua jauh dari perkiraan dan bayangan mereka, ternyata ada kehidupan di tempat yang mereka anggap mengerikan.

Quote paling menarik, adalah sebuah ucapaan dari Erik (Kakak dari Donni) kepada Donni, ucapannya adalah sebagai berikut :

"KALAU KAMU DIPUJI ORANG, JANGAN MERENDAHKAN DIRI. TAPI UCAPKAN SYUKUR ; ALHAMDULILAH. DAN BILANG TERIMA KASIH." (halaman 101)

 



Nama panjang penulis adalah Sinta Yudisia Wisudanti. Tapi kalian bisa memanggilnya dengan sebutan Bunda Sinta. Lahir di Yogyakarta, 18 Februari 1974. Saat ini berprofesi sebagai istri dan ibu, juga penulis, psikolog dan DP FLP (Dewan Pertimbangan Forum Lingkar Pena) Pusat.

Suka belajar bahasa asing seperti bahasa inggris, Jepang, Korea, Jerman dan Finlandia. Meski masih jauh dari mahir. Doakan bisa lancar. Supaya bisa berdakwah ke mancanegara. Kalau ingin berkunjung bisa ke blog http://sintayudisia.wordpress.com twitter di @penasinta dan instagram di @sintayudisa. Sementara email ada beberapa macam, kalau mau curhat-curhat ke psikologsinta@gmail.com, sementara kalau ingin bahas tulisan ke penulissinta@gmail.com

 


 

 

Posting Komentar

0 Komentar