{Book Review) AKU, KOPI dan KAMERA – AINUN NUFUS




Judul Buku : Aku, Kopi dan Kamera
Penulis : Ainun Nufus
Penerbit: Diandra Kreatif
Tahun terbit : Juli, 2017
Tebal : 185 Halaman
ISBN : 978-602-336-434-3
Buku ini merupakan hadiah dari Giveaway yang diadakan di akun IG @diandraredaksi
***
BLURB
Aku, Latte. Cewek 21 tahun yang tak suka mencari rindu.
Karena tanpa rindu aku tetap mencintaimu.

Aku, Reon. Cowok 22 tahun yang mencari rindu.
Karena ingin merasakan dinginnya malam agar cintaku tak pudar bersama waktu yang berputar.

Aku, Genta. Cowok 22 tahun yang mencari gadis penikmat kopi.
Karena cinta pada pandangan pertama sudah menjeratku pertama kali.

Kisah antara rindu dan nyamannya kebersamaan hingga masing-masing sulit mengartikannya. Sibuk mencari rindu, sibuk mencintai, dan sibuk menyenangkan hati orang lain hingga lupa bahwa indahnya cinta hanya butuh bersyukur dan mengakui bahwa diri telah jatuh hati.

*****

Latte terpaksa menerima keputusan sepihak dari Reon untuk break dari hubungan mereka. Reon merasa sudah tidak ada lagi debaran dalam hatinya saat menggenggam tangan Latte, atau ia ingin merasakan rindu. Karena selama ini Latte selalu berada dalam setiap hari-harinya, secara garis besar Reon merasa jenuh dengan hubungannya bersama Latte. Tapi malang bagi Reon, karena kata break yang Reon ucapkan bagi Latte sama halnya dengan putus.

Latte yang sudah menjalin kasih dengan Reon selama hampir 2 tahun, apalagi Latte memang sangat mencintai Reon, bukan hal mudah untuk menghapus semua kenangan yang telah ia dan Reon ukir.

Latte berusaha menjauh dan melupakan sesuai dengan apa yang Reon minta. Meskipun kehadiran Genta, yang tidak sengaja berkenalan dengan Latte di kedai kopi tidak bisa dengan mudah menghapus kenangan Reon dalam  diri Latte.

Reon sakit, Latte bersekiras untuk tidak peduli tapi saran dari Genta bahwa Latte harus menyelesaikan semua urusannya dengan Reon akhirnya memaksa ia harus kembali bertemu dengan Reon. Reon minta maaf atas segala kesalahannya Reon dengan lantang mengatakan bahwa ia masih mencintai Latte. Latte gamang di satu sisi ia masih sulit untuk melupakan Reon tapi untuk menerima Reon kembali itu bukan hal yang mudah bagi Latte.

Genta, sejak awal ia sudah jatuh hati pada sosok Latte, seorang gadis pecinta kopi. Bukan hal mudah bagi Genta untuk memiliki seorang Latte, apalagi Latte yang belum bisa melupakan Reon sepenuhnya. Hanya sebagai teman itu peluang yang Genta punya untuk mendekati Latte. Dan Genta memanfaatkan peluang yang ada dengan sebaik-baiknya.

Bagaimanakah akhir kisah cinta segitiga Latte, Reon dan Genta? Kepada siapa akhirnya hati Latte bakalan berlabuh? Kembali kepada Reon ataukan kepada Genta seorang teman yang baru ia kenal ?

Baca selengkapnya kisah mereka bertiga dalam novel “Aku, Kopi dan Kamera” karya Ainun Nufus
*****
Ini buku kedua yang aku baca karya Kak Ai. Yang pertama adalah Kali Kedua dan yang kedua adalah buku ini. Buku ini aku dapatkan dari event GA yang diadakan oleh penerbit Diandra Redaksi. Alhamdulilah suka sekali dengan ceritanya.


Dalam buku kedua ini, Kak Ai menggunakan 3 pov langsung. Dimana setiap part adalah 1 pov. Jadi kita langsung bisa tahu bagaimana Genta, Reon dan latte dalam menghadapi konflik hati mereka masing-masing.

Menggunakan setting tempat di kota Jogjakarta, ada beberapa jalan yang menjadi setting dalam cerita ini. Dan selain jalan juga ada beberapa nama cafe atau kedai kopi yang menghiasi cerita ini.

Sekarang kita bicara karakter masing-masing dari 3 tokoh utama, entah kenapa aku merasa tiga tokoh utama itu punya tingkat sisi kebaperan yang tinggi. Entah itu karena penulis yang mempunyai jiwa baper tinggi atau memang penulis yang mau mengatakan bahwa seorang lelaki juga punya sisi melo jika menyangkut tentang percintaanya.

Karakter Latte, begitu kuat dengan mudah baper  yang akhirnya malah membuat dia jadi gagal move on dan selain itu Latte merupakan salah satu karakter cewek yang ingin membuktikan kepada orang lain bahwa ia sangat mencintai sang kekasih. Dan Latte ini suka bermain dengan pikirannya sendiri.

Reon, mungkin Reon ini bakalan menjadi karakter yang paling dibenci oleh kaum wanita. Tidak ada yang salah dengan Reon. Dia mengatakan ’break’ kepada Latte bukan tanpa alasan. Di satu sisi ia sepertinya bingung dengan perasaan dia sendiri. Tapi keputusan yang diambil itu salah dan akhirnya menyiksa dirinya sendiri kan?

Genta, dia cakep seorang selebgram, dan suka dengan kamera. Pasti dia ini sosok pujaan kaum wanita. Ia romantis dan selalu siap mendengar setiap keluh kesah seorang wanita intinya pendengar yang baik dan tidak pernah menyalahkan seorang wanita. Idaman banget kan?

Oh iya kak Ai, nanti buatkan cerita tentang Reon ya...??

Berbicara tentang judul dan cover buku. Aku suka banget sama covernya, covernya cantik dan pas sesuai judul. Kopi merupakan hal yang menjadi favorit dari ketiga tokoh utama dalam novel ini. Dan kamera adalah barang favorit dari Genta yang selalu ia bawa kemana-mana. 

Novel dengan tema orang ketiga mungkin sudah banyak yang beredar, tapi novel ini berbeda. jangan lupakan setuhan khas kak Ai, yang pandai memainkan kata-katanya dalam mendiskripsikan sebuah perasaan. Kalau kalian sudah pernah baca karya Kak Ai pasti setuju dengan pendapatku. Kata-katanya pas kena di hati dan seketika kamu bisa langsung merasakan kegelisahaan seorang Genta, Reon dan juga Latte. Selain itu kalau kalian pergi ke Jogja jangan lupa mampir ke kedai kopi yang muncul dalam cerita ini. Jadi ingin ke kedai kopi di mana Latte dan Genta bertemu. Dengan menggunakan tiga pov sekaligus merupakan hal yang baru dalam dunia pernovelan, apalagi ini dengan satu penulis dalam satu buku dengan tiga pov dan dalam satu cerita. Keren banget.

Kekurangan novel ini adalah ada beberapa typo penulisan editor juga manusia yang mungkin ada kalanya juga melakukan kesalahan.

Bagian atau adegan yang menjadi favorit aku adalah saat baik Genta ataupun Reon mengusap atau mengacak-ngacak rambut Latte, kerena menurut aku hal-hal seperti itu malah menunjukkan betapa kita ingin melindungi dia dan mengatakan secara tidak langsung bahwa mereka itu nyaman berada dekat dengan kita. Sweet banget yaa?

Berbicara quote favorit dalam novel ini, aku sedikit bingung karena aku secara pribadi memang menyukai kata-kata galau yang bikin baper dan akhirnya membuat gagal moveon. Yang menjadi favorit aku adalah sebagai berikut :

“Inikah rasanya sakit karena rindu?
Aku menyesal telah membuat orang yang menyayangiku tersakiti karena kebodohanku. Rindu yang kuinginkan malah membuat jarak yang sulit disatukan. Aku telah merasakan rindu dan kehampaan bersamaan.
Seolah Tuhan sedang memberiku jawaban atas kesalahanku.”
(Reon, halaman 14)
Sebenarnya masih banyak lagi, kalau aku tulis semua bisa-bisa satu buku aku tulis ke sini.

Pesan moral yang ingin disampaikan penulis dalam cerita ini adalah kalau setiap pasangan dalam titik jenuh sebaiknya bicarakan dulu dengan pasangan kita, samakan persepsi dulu untuk mengambil sebuah keputusan, biar tidak menyesal di akhir. Selain itu jangan lupa bersyukur dengan segala yang ada pada pasangan kita, karena bila ia sudah pergi menjauh baru akan terasa betapa beratnya sebuah kehilangan dan kamu sudah tidak bisa melakukan apapun lagi.

Rekomendasi novel ini buat semua pecinta romance dan segala umur bisa kok baca ceritanya  dan aku jamin kalian pasti baper setiap membaca rangkaian kalimat dalam novel ini.

Ada bintang 4 untuk novel ini dari 5 bintang yang aku punya.
*****
Ada sedikit profil dari penulis, yang memang sengaja aku copas dari profil penulis yang tercantum di dalam buku.

Ainun Nufus, cewek yang demen nonton K Drama ini tinggal di Yogyakarta.
Menulis adalah hobinya di kala senggang setelah sibuk oleh dunia nyata yang menyita.
Ingin chit chat dengannya bisa dijumpai di :
Wattpad : ainunufus
Instagram : ainunufus
Facebook : ainun nufus
Atau ketemu langsung di kota istimewa : Yogyakarta. Janjian di kedai kopi, mungkin.

Posting Komentar

0 Komentar