{Book Review) Totto chan – Tetsuko Kuroyagi




Judul Buku : Totto-chan
Gadis Cilik di Jendela
Judul Buku Asli : TOTTO-CHAN ; THE LITTLE GIRL AT THE WINDOW
Penulis Asli : Tetsuko Kuroyagi
Penerjemah / alih bahasa : Widya Kirana
Penerbit Indonesia : PT Gramedia Pustaka Utama
Penerbit Asal : Kodansha International, Ltd.
Tahun terbit Indonesia : Cetakan Pertama, April 2008
Cetakan ; Keenam, April 2010
Tebal : 271 Halaman
ISBN : 978-979-2-3655-2
Ini merupakan buku yang aku pinjam dari Perpustakaan Daerah Kabupaten Pacitan
***
BLURB
Ibu guru menganggap Totto-chan nakal, padahal gadis cilik itu hanya punya rasa ingin tahu yang besar. Itulah sebabnya ia gemar berdiri di depan jendela selama pelajaran berlangsung. Karena para guru sudah tak tahan lagi, akhirnya Totto-chan dikeluarkan dari sekolah.

Mama pun mendaftarkan Totto-chan ke Tomoe Gakuen. Totto-chan girang sekali, di sekolah itu para murid belajar sambil menikmati pemandangan di luar gerbong dan membayangkan sedang melakukan perjalanan. Mengasyikkan sekali, kan?

Di Tomoe Gakuen, para murid juga boleh mengubah urutan pelajaran sesuai keinginan mereka. Ada yang memulai hari dengan belajar fisika, ada yang mendahulukan menggambar, ada yang ingin belajar bahasa dulu, pokoknya sesuka mereka. Karena sekolah itu begitu unik, Totto-chan pun merasa kerasan.

Walaupun belum menyadarinya, Totto-chan tidak hanya belajar fisika, berhitung, musik, bahasa dan lain-lain di sana. Ia juga mendapatkan banyak pelajaran berharga tentang persahabatan, rasa hormat dan menghargai orang lain, serta kebebasan menjadi diri sendiri

***

Ini kisah cerita yang berdasarkan kisah nyata. Kisah yang diceritakan oleh orang dewasa dengan sudut pandang seorang anak kecil yang baru berusia 7 tahun. Membaca kisah ini aku sendiri seperti flash back dimana aku juga berusia 7 tahun.

Bercerita tentang seorang gadis yang bernama Tetsuko, dan chan adalah bentuk akrab dari kata san yang ditambahkan setelah nama orang), jadi semua orang memanggil dia dengan sebutan Tetsuko-chan, tapi bagi gadis kecil itu setiap kali ditanya siapa namanya dia akan menjawab Totto-chan. Meskipun ia menuliskan namanya di buku sekolah Tetsuko tetapi ia tetap memilih mengenalkan diri dengan nama Totto-chan.

Di keluarkan dari sekolah saat masih baru mulai  bersekolah yang berarti itu kelas satu sekolah dasar. Dan inilah alasan yang diberikan sang guru yang sudah habis kesabaran dalam menghadapi Totto-chan, pertama Totto-chan membuka dan menutup meja ratusan kali yang itu membuat pusing sang guru. Kedua berdiri di depan jendela untuk memanggil pemusik jalanan dan cukup membuat kegaduhan dan kelas yang menjadi kacau. Ketiga berdiri di depan jendela saat jam belajaran dan berbicara dengan sepasang burung walet dan yang keempat adalah waktu belajaran menggambar karena saking asyiknya menggambar Totto-chan akhirnya menggambar bukan lagi di buku gambar tetapi di meja dan itu tidak bisa dibersihkan.

Hal – hal tersebut akhirnya menjadi alasan bahwa Totto-chan dikeluarkan dari sekolah. Dan akhirnya sang Ibu membawa Totto-chan ke sekolah barunya dan berharap sekolah tersebut bisa menerima seorang gadis kecil yang mempunyai rasa ingin tahu yang besar untuk bersekolah di sekolah itu. Sekolah yang bisa membantu putri kecilnya untuk bisa menyesuaikan dengan diri dan orang lain. Tomoe Gakuean, adalah nama sekolah itu, sekolah dengan pagar berupa pohon hidup dan mempunyai ruang kelas berupa gerbong kereta yang sudah tidak bisa di fungsikan lagi. Dan Totto-chan menyebut sekolah itu sebagai ‘sekolah kereta’.

Sang ibu yang kwatirkan akan anak kecilnya yang mempunyai rasa ingin tahu yang besar itu tidak diterima di sekolah ini. Tapi semua itu hanya menjadi ketakutannya semata, karena setelah mengenalkan diri bahwa ia adalah kepala sekolah dan bukan kepala stasiun kepada Totto-chan, sang kepala sekolah mengatakan bahwa ia sudah menerima Totto-chan sebagai murid dan sang ibu diharapkan untuk segera pulang.

Sosaku Kobayashi, itulah nama kepala sekolah di ‘sekolah kereta’. Kepala sekolah yang tidak pernah marah kepada muridnya, meskipun sang murid melakukan kesalahan. Bahkan waktu pertama kali bertemu dengan Totto-chan, beliau bisa mendengar cerita Totto-chan tanpa bosan selama kurang lebih 4 jam dan karena itu juga Totto-chan merasa senang dengan kepala sekolahnya.

Ada sekitar 60 cerita, yang sebagian besar menceritakan kehidupan Totto-chan bersama teman-temannya di sekolah, ada juga yang menceritakan ia dan anjingnya di rumah juga.  Ada beberapa pilihan cerita yang menurut ku sangat menarik.

Bercerita tentang Totto-chan yang kehilangan dompet kesayanganya, karena kebiasannya yang aneh yaitu suka mengintip ke dalam lubang setelah buang air, karena melupakan larangan sang mama, ia mengintip lubang itu dan tanpa ia bisa bertindak cepat dompet kesayangannya itu jatuh ke dalam lubang kakus. Ia berniat mengosongkan bak penampungan kotoran tersebut. Akhirnya ia mencedoki semua kotoran yang ada di dalam bak penampungan itu dikeluarkan di tanah sekitar lubang. Kepala sekolah mengetahuinya dan kalian tahu apa yang dilakukan oleh kepala sekolah? Awalnya Cuma bertanya apa yang sedang di lakukakn Totto-chan dan kemudian setelah gudukan berbau busuk itu semakin tinggi, sang kepala sekolah Cuma berkata “ Kau akan mengembalikan semuanya kalau sudah selesai kan?”, intinya adalah kepala sekolah memberi kepercayaan kepada Totto-chan, dan setelah kejadian itu Totto-chan tidak lagi suka mengintip ke dalam lubang kakus lagi.

Kepala sekolah mengajarkan banyak hal di keseharian mereka bersekolah. Semua murid Tomoe tahu bahwa mereka tidak boleh melakukan perbuatan yang membuat orang lain kesal atau terganggu.


Banyak cerita-cerita lucu khas anak kecil yang tersaji dalam cerita ini. Ada cerita yang menceritakan Totto-chan waktu pulang sekolah melihat sebuah gundukan pasir yang menurut dia cukup menarik tanpa pikir panjang ia berlari kencang ke arah gundukan itu dan melompat ke puncaknya, ia tidak tahu bahwa itu adalah adonan semen. Sang Mama kebingungan mencari Totto-chan, sementara Totto-chan tidak bisa keluar karena sudah terbenam di dalam semen. Setelah mama tahu apa yang dikatakan sang mama adalah Cuma “kalau melihat sesuatu yang menarik jangan langsung melompat ke situ. Lihat dulu, baru lompat.”

Dan masih banyak cerita yang lain. Cerita-cerita yang memberikan kita pelajaran tentang dunia anak. Dari cerita-cerita ini kita tahu dan menyadari bahwa tidak ada anak yang nakal yang ada hanya kita sebagai para guru atau orangtua belum memahami sang anak.

Mama Totto-chan, seorang mama yang hebat, ia tidak pernah jika Totto-chan melakukan kesalahan. Ia tidak marah saat Totto-chan pulang dengan keadaan rok yang sobek, Mama selalu berusaha memahami dan mengerti apa yang di sampaikan Totto-chan, karena anak seusia itu masih belum mampu merangkai cerita yang runtut. Mama pun merahasiakan kepada Totto-chan kalau ia dikeluarkan dari sekolah, coba bayangkan apa yang akan terjadi jika Totto tahu ia di keluarkan dari sekolahannya, ia pasti akan merasa rendah diri dan tidak percaya diri.

Begitu juga dengan sang kepala sekolah, membuat sekolah dengan terobosan model baru, dimana jam pelajaran diserahkan kepada sang murid ingin pelajaran seperti apa dulu, jam istirahat yang lebih panjang daripada jam pelajaran. Menyediakan ruangan tersendiri bagi mereka yang ingin mencorat coret tembok. Pokoknya ide dari kepala sekolah ini sungguh keren. Mungkin lebih kepada pendidikan karakter yang diterapkan.

Buku ini cocok dibaca oleh semua usia, apalagi bagi mereka yang berada di jalur pendidik. Menghadapi seorang anak kecil tidak perlu dengan kemarahan, buktinya kepada sekolah Tomoe dan Mama dari Totto-chan.


Posting Komentar

0 Komentar