{Review} BOWL OF HAPPINESS - SOPHIE MAYA


Judul Buku : BOWL OF HAPPINESS

Penulis :SOPHIE MAYA

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama

Tahun terbit : 2016

Tebal : 280 Halaman

ISBN : 978-602-03-2565-1



Helen hidup dibayangi kenyataan bahwa Mama, Papa, dan ketiga kakaknya menjadi dokter sukses. Didikan Mama yang kaku menghalangi mimpinya menjadi penyanyi. Bahkan ia harus rela pindah ke Semarang dan bersekolah di SMA Sinar Bangsa selama setahun. Sampai ia bisa memperbaiki nilai dan pantas masuk ke Hannigan International School.

Impian Helen mulai muncul kembali ketika ia melihat Klub Mangkuk Kebahagiaan di SMA Sinar Bangsa. Apalagi melihat sosok pentolan klub, Lulu, yang nyentrik dan selalu berusaha menghibur semua orang dengan permainan gitar yang ceria dan meriah. Mama berkeras agar Helen menjauhi klub itu agar tidak mengganggu waktu belajarnya. Apalagi dengan fakta bahwa Lulu sudah dua kali tidak naik kelas.

Namun daya tarik klub dan anggota-anggotanya terlalu kuat bagi Helen. Perlahan ia mengikuti satu demi satu kegiatan yang terasa menyenangkan. Saking larutnya mengikuti kegiatan Helen lupa belajar dan nilai-nilainya turun.

Helen dilema. Apakah ia harus menyerah dan memgikuti obsesi Mama? atau terus mengejar impiannya menjadi penyanyi?


Helen harus menerima kenyataan bahwa ia harus pindah sekolah ke Semarang demi menjalankan hukuman dari sang Mama karena hasil UAN kelulusan SMP tidak sesuai harapan Lidya (mama Helen), karena dengan nilai tersebut Helen belum bisa masuk ke sekolah SMA favorit yang ada di Jakarta, di mana ketiga kakaknya juga pernah sekolah di sekolah tersebut.

Dokter adalah harapan sang Mama kepada keempat anaknya, tapi berbeda dengan keinginan Helen, Helen yang sedari kecil sudah bercita-cita menjadi seorang penyanyi harus merelakan mimpinya karena sang mama tidak menyetujui.

SMA Sinar Bangsa, bukan SMA favorit, bahkan nilai rata-rata di sekolah tersebut adalah 79,96 otomatis Helen menjadi murid dengan nilai tertinggi. Dari sini Helen merasa bahwa sang mama benar-benar membuangnya, ia merasa menjadi seorang anak yang bodoh, tolol dan tidak berguna.

Helen di terima dengan baik di SMA Sinar Bangsa, dari sekian banyak murid di SMA Sinar Bangsa ada satu murid yang menarik perhatiannya, murid tersebut bernama Laluna yang biasa dipanggil dengan nama Lulu, yang selalu membawa gitar yang selalu menemaninya saat bernyanyi di kantin saat jam istirahat sekolah. Dan yang paling mencolok dari sosok Lulu menurut Helen adalah Lulu mengenakan seragam sekolah yang tidak sesuai dengan aturan umum, dan fakta yang lebih mengejutkan adalah Lulu tidak naik kelas dua kali. Coba apa yang kalian pikirkan saat mengetahui fakta tersebut?

Sang mama langsung berpesan kepada Helen, bahwa untuk tidak berteman dengan Lulu, karena khawatir Lulu akan membawa pengaruh buruk untuk Helen. Helen selalu disibukkan dengan bermacam-macam les bimbingan belajar, doktrin sang mama bahwa Helen harus mempunyai nilai yang bagus benar-benar membuat Helen seolah menjadi robot yang digerakkan oleh sang mama.

Mangkok kebahagiaan, adalah nama extra kurikuler yang ada di SMA Sinar Bangsa, agak berbeda dari yang lain, karena di sini bukan para siswa yang suka rela mendaftar menjadi anggota, tetapi mereka yang sudah menjadi anggota mencari siswa-siswa yang dianggap layak dan sesuai dengan visi misi Mangkook Kebahagian.

Helen, masuk dalam target anggota yang ingin direkrut oleh Mangkok Kebahagiaan, sekeras usaha mereka mengajak Helen bergabung, sekeras itu pula penolakan yang Helen lakukan.

Apakah Helen bakalan bergabung dengan extra kurikuler tersebut? dan seperti apakah Extra kurikuler Mangkok Kebahagian itu, dan mengapa Helen menolak untuk bergabung? Berhasilkan Helen mewujudkan impian sang Mama dan benar-benar mengubur impiannya menjadi seorang penyanyi?

Semua pertanyaan satu persatu muncul tersebut, bisa di jawab dengan baik dan sempurna setelah membaca novel dari Sophie Maya yang berjudul BOWL OF HAPPINESS.

 


Novel Bowl Of Happiness adalah buku pertama karya penulis yang aku baca, aku mendapatkan buku dari sale yang diposting di grub WA toko buku online Rumah Buku Ratna, dengan harga yang sangat murah yaitu Rp. 18.000,- saja, udah gitu dijamin ori dan masih segel. Kebahagiaan sejati ini namanya.

Penulis menggunakan Helen sebagai tokoh utama dalam cerita ini dengan menggunakan sudut pandang orang pertama. Bab pertama di buka dengan Helen yang mengikuti audisi penyanyi cilik yang diakhiri dengan perobekan tiket emas yang didapatkan Helen dalam audisi tersebut, setelah bab awal itu penulis menggunakan alur maju dan menurut aku dari awal plotnya sudah mencekam, mungkin karena efek marah-marah yang di lakukan oleh Mamanya Lulu dan kejengkelan aku kepada sosok Lulu.

Semenjak Lulu muncul pertama kali, aku langsung dibuat jengkel sama si Lulu ini. Penulis benar-benar sukses membuat karakter Lulu yang menyebalkan menurut aku.

Ada beberapa tokoh yang muncul dalam cerita di novel ini, selain Helen sebagai tokoh utama. Ada Lulu, ada beberapa teman dari kelas Helen di SMA Sinar Bangsa, kemudian ada bibi dari Helen yang menjadi kepala sekolah SMA Sinar Bangsa.'


 

Karakter Helen di cerita ini, dia sangat sayang kepada sang Mama, terlepas dari doktrin-doktrin dan impian sang Mama yang harus Helen wujudkan, dia sangat menyanyi sang Mama. Dia tulus dan tentunya sabar, biasanya orang model kayak Helen gini pasti dapat jackpot di akhir. Pasti ada kejutan, jadi semacam diberikan hadiah karena kesabaran dan ketulusannya.

Kalau untuk adegan favorit kali ini agak berbeda dengan yang lain, karena yang aku ingat dan yang berkesan adalah keras kepalanya Lulu dalam mengajak Helen untuk bergabung dengan Klub Mangkok Kebahagian. Karena sumpah aku jengkel banget, kenapa maksa banget kalau gak mau ya sudah Lu? gemes pengen nyubit pipi Lulu.

Untuk quote favorit yang ada dalam buku ini, sebetulnya ada beberapa quote yang menurut aku menarik dan sudah aku tandai, tapi sepertinya sudah di lepas sama bocil yang belum genap tiga tahun, yang selalu mempunyai proyek yang padat dan diluar kendali. Jadi maaf tidak ada tebar-tebar quote untuk review kali ini.

Meski berlogo teenlit, tapi aku merasa novel ini cocok dibaca oleh orang tua terutama ibu yang mempunyai anak remaja atau menginjak usia remaja. Meski tokoh utama anak sekolahan. Jujur menurut aku kalau para remaja salah mengartikan makna novel ini bisa berbahaya. karena di awal-awal cerita hingga pertengahan cerita, memberi kesan bahwa mengejar nilai di sekolah itu tidak terlalu penting, yang penting kita merasakan kebahagiaan dan bisa memberikan orang lain kebahagiaan.

Dari Helen dan cerita di BOWL OF HAPPINESS aku tahu satu hal bahwa menjadi orang yang tulus dan sabar itu bakalan menemukan keindahan dan kebahagiaan yang tidak bakalan kita duga.



Posting Komentar

0 Komentar