{Review} PERJALANAN HATI - Riawani Elyta


Judul Buku : Perjalanan Hati , Menapaki Jejak Rasa

Penulis : Riawani ELyta

Penerbit :Rak Buku

Tahun terbit : Cetaka Pertama, 2013

Tebal : 194 Halaman

  ISBN : 978-6021-755969

***

BLURB

Suara dari masa lalu itu masih berhembus kencang.

Menyergapku dalam rindu yang dingin.

Ia bercerita tentang sebuah rasa yang terus tumbuh dan tepelihara. Jika tidak pada tempatnya, maka ia tak ubahnya ilalang kering.

Kusadari, bayang-bayangmu tak hadirkan rasa benci, tetapi rindu yang perlahan-lahan berembus.

Ini cerita tentang aku

Aku yang menapaktilasi masa lalu, mencoba mencari rasa yang terserak untuk menetapkan hati.

Aku yang berjalan mengitari hatinya, mencoba mencari getaran itu kembali

Ketika semua terasa hampa, apakah kau masih mau berdiri di sana....

Menungguku pulang dan memelukku erat.

****

 


 

Kemunculan Donna di hadapan Maira dengan segala cerita masa lalu antara Donna dan Yudha, membuat pikiran Maira menjadi bimbangan, ditengah perasaan yang kacau Maira akhirnya meminta izin kepada Yudha untuk melakukan pendakian ke Gunung Anak Krakatau. Yudha bingung ada hal apa yang membuat Maira kembali melakukan pendakian setelah berhenti dari segala kegiatan pendakian sejak mereka menikah. Kemunculan Donna di hadapan Maira, memang tanpa sepengetahuan Yudha awalnya. Yudha tahu selain ada adik iparnya dalam perjalanan pendakian ada seseorang yang dari masa lalu Maira yang ikut. 

Jadi bagaimana kisah Yudha - Maira ini berlabuh? kembali kepada masa lalu yang ternyata masih penyimpanan getaran rasa dalam diri Maira, atau kembali kepada Yudha dengan masa lalu Yudha yang menjadi bayang-bayang  dalam kehidupan pernikahan mereka.

semua ada dalam alur cerita PERJALANAN HATI yang dikemas ciamik oleh Riawani Elyta.

-------

 



Akhirnya bisa membaca salah satu dari sekian banyak novel karya Riawani Elyta. Beliau adalah salah satu penulis wanita favorit yang semua karyanya saya gemari. Jadi penasaran dengan buku-buku karya beliau lainnya.

PERJALANAN HATI, ditulis dengan sudut pandang orang ketiga, dengan Maira dan Yudha sebagai pemeran utamanya. Dua sudut pandang dalam cerita, awalnya aku mengira, kisah ini akan ada beberapa settingan waktu yang lainya, karena aku merasa apakah konflik mereka bakalan selesai dengan settingan selama Maira dalam perjalanan pendakian, nyatanya penulis berhasil membuat alur yang bisa dikatakan tidak tergea-gesa alias pas sesuai dengan waktunya.

Dengan menggunakan alur maju, meski ada beberapa bagian yang hanya sekedar cerita tidak langsung tentang masa lalu kedua tokoh, tapi kisah masa lalu tersebut menjadi point penting dalam cerita, yang sukses membuat spekulasi tersendiri bagi pembaca.

konflik sudah terlihat saat kita baru saja membaca cerita pada bab awal, kita langsung dibuat berfikir "wah ini sepasang manusia ada masalah apa yang terjadi diantara mereka?" konflik diurai satu persatu dan waaah ini nanti pasti bakalan begini dan begini, ternyata zonk, alian tidak seperti apa yang kita pikirkan.

Karakter yang menyita perhatian saya adalah Surya, teman dari Yudha, meskipun intensitas kemunculannya tidak banyak tapi berhasil menyita perhatian, dia tipe teman sudah tahu temannnya salah tapi tidak dihakimi sepihak tetapi semua dikembalikan kepada pribadi masing-masing.

Beberapa quote yang menarik yang saya temukan dalam buku, antara lain sebagai berikut :

"Tumben, seingatku kamu paling anti memuji fisik, karena menurutmu fisik itu anugerah Tuhan. Jadi kalau memuji, ya langsung menunjukkan pujian itu pada Tuhan." (Halaman 23)

"Cara kerja jodoh, terkadang memang unik dan tak terbaca, bukan? saat berada pada dimensi yang sama, kita justru seperti tidak saling mengenal. Tetapi saat telah berpisah dan mengisi dimensi hidup yang berbeda, barulah kita kembali dipertemukan dan mengalami pertautan hati." (Halaman 26)

"Jadi, aku tidak akan heran kalau suatu hari nanti, kita akan kembali bertemu, mengalami pertautan hati yang sama seperti dulu, ataupun berubah bentuknya menjadi lain, dengan status kita ketika itu yang sudah tak lagi sama. Entah dirimu yang telah memiliki pendamping hidup sementara aku belum, ataupun kamu dan aku sama -sama telah tak lagi sendiri." (Halaman 27)

"Pernikahan nggak selamanya menjadi gembok besar yang menghalangi kesempatan orang lain untuk memasukinya selama yang empunya juga selalu alpa memasang gembok itu rapat-rapat." (Halaman 53)

"Siapa pun tahu, kalau pria dan wanita itu, seperti dua kutub magnet yang tarik menarik. Tetapi, yang satu tidak akan berusaha mendekat, apalagi sampai menarik, kalau tidak ada sinyal yang dikirimkan oleh pihak yang satunya lagi." (Halaman 100)

"Bahwa rintangan ada untuk kita hadapi dan taklukkan, bukan untuk dihindari apalagi sampai mencari pelampiasan jika merasa tak sanggup menghadapinya, karena dari situlah kita bisa tahu kekuatan sebenarnya yang kita miliki. Siapa tahu saja, Tuhan sedang mempersiapkan sesuatu yang bai untuk kita setelah rintanga itu berhasil kita hadapi." (Halaman 117)

"Benar kata orang, bahwa eksistensi wanita dalam rumah tangga dan keluarga adalah segalanya. Tak heran, jika pada rumah yang sosok wanitanya sudh tiada, entah pergi atau pun wafat, maka rumah itu seakan-akan kehilangan separuh sinarnya." (Halaman 147)

Kisah lama belum kelar, sepertinya memang lebih berbahaya dibanding orang baru yang pengen ngikut eksis dalam sebuah hubungan, jadi buat siapa saja yang mau menikah, kalau sudah siap menikah maka wajib tutup buku dan tutup cerita dengan segala printilan kisah-kisah masa lalu, kelar belum kelar yang sudah harus tetap berakhir.

Dari cerita Maira dan Yudha kita belajar bahwa masalah ada bukan untuk dihindari tapi harus dihadapi dan dibicarakan. Kehidupan pernikahan memang sulit, kita harus bisa melepaskan kisah masa lalu kita entah itu sudah selesai atau belum, saat sudah menikah berarti semua kisah itu sudah selesai, karena bakalan kisah baru yang ditulis berdua untuk sekarang dan selama-lamanya.

Meski cerita ini dengan konflik kehidupan rumah tangga tapi masih tetap aman dibaca buat mereka yang masih belum menikah ataupun usia beranjak dewasa. Kalau kalian pecinta novel indonesia kalian wajib baca cerita ini.

Aku mendapatkan buku ini dari sale yang diadakan oleh toko buku online, meskipun sale tapi masih segel dan asli, jadi tetap berasa beli buku baru.

Semangaaat.

 

****



Riawani Elyta. Lahir dan berdomisili di kota kecil Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Merupakan ibu dari dua orang putra dan satu orang putri.

Penghargaan lomba menulis yang pernah ia raih, antara lain : Pemenang I Resensi Buku Indiva (2008), Pemenang II Sayembara Cerber Femina (2008), Pemenang Harapan Sayembara Cerber Femina (2009), Pemenang Hiburan Feature Ufuk Dalam Majalah Ummi (2009), Finalis Sayembara 100% Roman Indonesia Gagasmedia (2010), Pemenang Favorit Lomba Menulis Cerpen Rohto-Lip Ice (2010), Pemenang II Sayembara Novel Inspirati Indiva (2010), Pemenang I (duet dengan Shabrina WS) Lomba Novel Remaja Bentang Belia (2011) dan pemenang 3 Lomba Blogdetik bertema Kosmetik Halal (2012)

Karya-karyana yang telah terbit adalah enam buah novel berjudul Tarapuccino (2009), Hati Memilih (2011), Ismi dan Laila (2011), Persona Non Grata (2012), Yang Kedua (2012), Ping! A Massage From Borneo (2012) dn 22 aantologi bersama.

Ia bisa disapa melalui akun FB: Riawani Elyta, Twitter :@RiawaniElyta, email ; tarapuccinogroup@yahoo.com atau blog : riawanielyta.blogspot.com

 


 

Posting Komentar

0 Komentar