{Review Kumcer} TILL THE SEASON ENDS

 


Judul Buku : Till The Season Ends

Penulis : Alfian Daniear, Nishaaj S.N, Prisca Primasari, Shabrina Ws, Dkk

Penerbit : Tinta Merah Indonesia

Tahun terbit : Cetakan Pertama, Oktober 2020

Tebal : vii +169 Halaman

  ISBN : 978-623-94424-4-6

Bookmail dari Shabrina Ws

***

BLURB

Saya tak ingin menyamakan rentang waktu pergantian musim pada dunia nyata – dunia di mana kita tinggali saat ini – dengan dunia yang coba dibangun dalam buku ini. Sebab, musim dingin di sini berlangsung lebih lama. Orang boleh mengira musim dingin berlangsung selama tujuh bulan – jika memang ia rasa tujuh bulan sudah mundur lama dari waktu normal – tapi, dalam Till This Season Ends, tempat di mana kita tak yakin kapan siang dan kapan malam, saya kira tak seorang pun tahu, berapa lama musim dingin itu berlangsung.

*****------*****------*****------****-----******



Till The Season Ends adalah buku kumpulan cerita pendek dari beberapa penulis hebat yang dimiliki oleh Indonesia. Buku ini merupakan hasil dari Challenge menulis yang diadakan oleh Yutaka beberapa waktu lalu dengan tema “Musim”.

Jadi kisah mereka yang berada di dalam buku ini, adalah cerita-cerita yang sudah menjadi pilihan dari banyak cerita yang masuk. Sudah dipastikan bahwa cerita mereka adalah cerita terbaik dari yang terbaik.

beberapa penulis terkenal juga terlibat dalam kisah di dalam buku ini, antara lain Wiwik Waluyo, Prisca Primasari, Shabrina Ws, Mell Shaliha, Yoana Dianika. Itulah beberapa nama penulis yang sudah aku kenal, tapi tidak menutup kemungkinan kalau kalian juga sudah tahu nama-nama penulis lain yang ada dalam buku ini.

Total ada 27 penulis yang terlibat dalam 27 cerita dalam buku ini. 27 cerita dibagi menjadi beberapa bagian. Pertama “Autumn”, yang kedua adalah “Winter” , yang ketiga ada “Spring” sedangkan yang keempat adalah “Summer”.

27 cerita dengan tema 4 musim yang berbeda juga menyuguhkan cerita yang mengaduk perasaan, ada bahagia, ada kesedihan, ada kekecewaan dan ada rasa sakit hati semua berkumpul jadi satu dalam buku ini.

Kebayangkan kan bagaimana saat kita merasa sedih terbawa oleh cerita lalu di cerita selanjutnya kesedihan itu belum sepenuhnya hilang tiba-tiba kita merasa dikecewakan. Seperti naik rolecoster yang tiba-tiba naik lalu turun dengan cepatnya. Ya seperti itulah gambaran perasaan kita sebagai pembaca saat membaca kisah cerita dalam buku ini.

Suka sama desain covernya, aku ngerasa 4 musim bisa masuk menjadi satu dalam cover buku ini, syahdu, penantian  dan harapan itulah yang aku rasakan dari covernya.

Selain cover buku yang menarik, lembar kertas yang digunakan menurut aku lumayan tebal untuk ukuran sebuah novel / kumpulan cerpen. Bahkan aku beberapa kali pernah terkecoh, aku merasa terlewat pas membukanya, ternyata memang lembaran kertasnya yang tebal.

Dari 27 cerita yang ada dalam buku ini, ada beberapa kisah yang menarik perhatianku. Meski bingung mau milih yang mana, karena semua bagus-bagus. Aku memilih 3 cerita yang menurut aku mempunyai kesan yang berbeda saat aku membacanya. Cerita itu adalah :

“Natsu Monogatari” Karya Yoana Dianika.

Natsu Monogatari, menceritakan seorang adik yang sangat menginkan kakak perempuanya hidup kembali. Keliatan sekali kalau sang adik sangat mencintai sang kakak perempuan, tapi pada akhirnya setelah membaca cerita ini, aku misuh, misuh, segala umpatan, cacian, sumpah serapah murni aku dedikasikan untuk sang adik. Ada gitu ya manusia macam si adik ini.

Penasaran arti dari dua kata yang dijadikan judul itu artinya apa, akhirnya aku coba mencari lewat google trnaslete, waktu aku tulis dua kata itu tidak ada hasilnya, tapi waktu aku cari perkata ternyata ada hasilnya. Natsu : Musim Panas sedangkan Monogatari : cerita. Apakah maksudnya adalah Cerita Musim Panas.

“Cara Untuk Pergi” karya Shabrina Ws. Menceritakan sebuah percintaan saudara sepupu yang pastinya ditentang oleh kedua belah pihak keluarga. Satunya menyerah untuk pergi diam-diam dan satunya menyerah untuk membuka hati untuk yang lain. dan seperti satu kalimat di akhir cerita “Tidak ada yang bisa menghentikan musim, tidak ada yang menghentikan waktu. Apakah itu artinya?”

Dan setelah membaca ini, yang ada di pikiranku, nggak mau apa mbak bikin versi novelnya?. Aku suka dengan susunan kalimat yang diptakan oleh penulis satu ini, Mbak Sha gak mau buka kelas menulis kah? Kalau mau aku ingin belajar merangkai kata sepertimu.

“Seratus Satu Bintang Kertas” karya Mell Shaliha. Berkisah tentang seorang guru yang selalu mendapatkan bintang kertas dari muridnya tapi sebenarnya itu adalah pemberian dari laki-laki yang setiap hari selalu mengantar murid tersebut. “Seratus satu bintang – kamu satu yang kucari selama ini.

Kalau alurnya aku kasih tahu di sini, sama juga bohong. Kalian beli sendiri aja, kebetulan sekarang juga masih open pre order, dan dengan cover yang berbeda dengan yang cetakan pertama.

Masih banyak cerita yang menarik dalam buku ini, selain tiga cerita yang aku sebutkan di atas. Aku berharap semoga satu  atau dua atau tiga atau mungkin semuanya dari 27 cerita yang ada dalam buku kumpulan cerpen ini ada yang naik cetak dalam bentuk novel itu artinya mereka akan punya cerita sendiri dan tentunya dengan alur dan konflik yang lebih luas lagi. semoga aamiin.

Untuk setting tempat memang kebanyakan menggunakan setting luar negeri, karena hanya mereka yang mengalami 4 musim tersebut. tapi sayangnya 3 musim di Indonesia tidak masuk dalam cerita ini yaitu musim penghujan, musim kemarau dan musim rambutan he he he he. Biar bisa bayangin bagaimana romantisnya para tokoh saat musim hujan, kemarau. Kalau 4 musim itu sebenarnya udah biasa kalau menurut aku. Tapi meskipun karena kemasan ceritanya berbeda jadi tetap aja kalau baca ya asyik asyik aja.



Dan kalian wajib baca. buruan ikutan pre order keduanya. dan terimakasih banyak kepada mbak Shabrina Ws karena mu aku jadi berjalan-jalan melewati 4 musim bersama mereka. sukses selalu buat seluruh penulis yang terlibat dalam kumcer ini. 


untuk info order silahkan cek di sini : https://www.instagram.com/griya_yutaka/




 

 

Posting Komentar

0 Komentar