{Review} RAHASIA SELMA- Linda Christanty

Judul Buku : RAHASIA SELMA
(Kumpulan Cerita)
Penulis : Linda Christanty
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit : Cetakan Pertama, April 2010
Tebal : 121 Halaman
 ISBN : 978-979-22-5656-7
Pinjam di Perpustakaan Daerah Kabupaten Pacitan
***
BLURB
Setelah Kuda Terbang Maria Pinto karya Linda Christanty meraih Khatulistiwa Literary Award 2004 untuk kategori buku fiksi Indonesia terbaik, kini Linda kembali lagi dengan cerita-ceritanya tentang dunia hari ini dalam Rahasia Selma. Rahasia orang-orang yang berjuang melawan ketidakadilan, trauma, doktrin, mitos, kesunyian, atau bahkan apa yang mereka sendiri tak tahu. Cerita-cerita ini meluaskan pandangan kita tentang manusia dan kemanusiaan, sampai ke batas-batas terjauh yang dimungkinkan.

Sapardi Djoko Damono mengatakan, dalam cerita-cerita Linda, ia membayangkan perkembangan cerita pendek Indonesia di masa datang. Kritikus sastra Nirwan Dewanto menyebut realisme Linda mencekam, justru karena antididaktik. Penyair Sutardji Calzoum Bachri menyatakan Linda menampilkan tema kemanusiaan tanpa menyerahkan sastra ke bawah telapak kaki penindasan pesan. Di kata pengantar antologi dwibahasa Terra, Sandra Thibodeaux mengemukakan bahwa ketakutan yang dialami seorang serdadu Indonesia dalam Kuda Terbang Maria Pinto dengan cemerlang menggoyahkan pemahamannya tentang konflik bersenjata dan maskulinitas. Kritikus sastra Nirwan Dewanti menyebut realisme Linda mencekam. Justru karena antididaktik. Penyair Sutardji Calzoum Bachri menyatakan Linda menampilan tema kemanusiaan tanpa menyerahkan sastra ke bawah telapak kaki penindasan pesan.

*****------*****------*****------****-----******

Ada 11 cerita pendek yang tersaji dalam buku “RAHASIA SELMA” ini. 11 cerita itu adalah : Pohon Karsen, Menunggu Ibu, Kupu-Kupu Merah Jambu, Mercusuar, Rahasia Selma, Kesedihan, Drama, Para Pencerita, Jazirah di Utara, Ingatan dan Babe.

Dari 11 cerita pendek tersebut ada 9 cerita yang sudah pernah dimuat di koran nasional. 9 cerita itu adalah sebagai berikut :
Pohon Karsen, dipublikasikan pertama kali di Koran Tempo, 2005
Menunggu Ibu, dipublikasikan pertama kali di Koran Tempo, 2005.
Drama, dipublikasikan pertama kali di Koran Tempo, 2006.
Mercusuar, dipublikasikan pertama kali di Media Indonesia, 2006
Kupu-Kupu Merah Jambu, dipublikasikan pertama kali di Media Indonesia,2006
Jazirah di Utara, dipublikasikan pertama kali di Koran Tempo, 2008
Para Pencerita, dipublikasikan pertama kali oleh Demos, 2010
Kesedihan, dipublikasikan pertama kali di Koran Tempo, 2010
Rahasia Selma, 2010

Dari 11 cerita cerita tersebut penulis banyak menggunakan kalimat majas.

Menurut wikipedia, pengertian dari majas adalah (klik di sini)

Sedangkan menurut KBBI, majas adalah  ( klik di sini )

Menggunakan kalimat pembanding, membuat tingkat khayal pembaca menjadi tinggi, secara pribadi aku terbuat tercengang dengan penulisan model seperti ini. Awalnya aku bingung, aku menghayalkan sesuai dengan apa yang ditulis dalam kalimat dan dibuat terkejut dengan akhir cerita. benar-benar luar biasa dan aku rasa hanya penulis yang berkompeten yang sudah banyak menghasilkan karya yang bisa menulis cerita dengan tehnik seperti ini, dan sama sekali tidak menghilangkan inti cerita.

Selain itu, di sini penulis juga banyak menggunakan banyak sudut pandang, aku bingung. Kalau membaca kumpulan cerita dalam bentuk buku, yang ternyata cerita tersebut sudah pernah tayang di media cetak aku sering mendadak merasa belum cukup ilmu aku untuk memahami cerita, memahami setiak kalimat. Kalau bahasa kerennya ‘Ilmu ku belum cukup” .

Ada kalanya, penulis menggunakan sudut pandang orang pertama, tapi kemudian rubah ke sudut pandang orang kedua. Pergantian yang bagiku membuat aku bingung (karena keterbatasan ilmu saya ini sepertinya) tapi cerita tetap menarik untuk dibaca dan sayang jika dilewatkan setiap kalimatnya.


POHON KARSEN, menceritakan tentang seorang anak yang melihat dunia di sekitarnya dari atas pohon karsen, dia melihat lautan yang jauh dari tempat tinggalnya, ia melihat keseharian sang kakek dan beberapa anggota keluarga yang lain. Di ceritakan dengan bahasa yang ringan tapi tetap enak buat dibaca, tidak ada konflik yang berarti tapi keren. Dari sini aku tahu satu hal, dari hal sepele ternyata jika ditulis dan diramu dengan baik bisa menghasilkan tulisan yang menarik.

MENUNGGU IBU, kisah tragis seorang anak. Di sini penulis menceritakan dengan alur dari belakang ke depan. Dan ending di luar dugaan.

KUPU-KUPU MERAH JAMBU, awalnya aku membayangkan cerita ini real tentang kupu-kupu dalam wujud sebenarnya yang hidup di taman, ternyata ini bukan tentang hewan kupu-kupu tapi tentang seorang wanita yang hidup dengan segala penderitaan dan lingkungan yang mau tidak mau harus ia jalani. Di akhir cerita dan aku baru menyadari ternyata ini kisah tentang itu.

Pemilihan covernya sangat bagus, unik dan cantik.

Beberapa quote yang cukup menarik perhatian aku :

“Kalau ingin selamat, jadilah seperti musuhmu.”
(Kupu-Kupu Merah Jambu, Halaman 29)

“Bulu mata yang gugur, bukan lagi bulu mata melainkan sesuatu tak berguna, begitu pula hubungan yang kandas.”
(Mercusuar, Halaman 47)

“Semakin dewasa seseorang, semakin jarang menangis di muka umum.”
(Rahasia Selma, halaman 57)

Bintang 4 untuk buku ini.
Sukses terus buat penulis dan ditunggu karya-karya yang cetar dan memhana lainnya.

*****------*****------****--------*****------*****
sumber : klik di sini
Linda Christanty adalah sastrawan dan wartawan.
Eseinya, “Militerisme dan Kekerasan di Timor Timur” meraih penghargaan Esei Hak Asasi Manusia Terbaik 1998. Buku kumpulan ceritanya, Kuda Terbang Maria Pinto (Kata Kita, 2004) mendapatkan penghargaan sebagai buku fiksi terbaik Khatulistiwa Literary Award 2004. Buku kumpulan esei dan reportasenya, Dari Jawa Menuju Atjeh (KPG, 2009) merupakan buku non fiksi yang mendapat begitu banyak ulasan dan pujian di berbagai media massa sepanjang tahun 2009. Petikan novelnya Tongkat Sultan diadaptasi dalam opera modern dan dipentaskan di pertemuan PEN sedunia di Tokyo pada Februari 2008. Cerpennya “Makan Malan” menjadi bahan kajian untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah menengat atas di New South Wales, Australia. Ia mendirikan sindikasi media Aceh Feature di Banda Aceh dan memimpin lembaga tersebut. 


Posting Komentar

1 Komentar

  1. Sepertinya ilmuku juga belum cukup untuk membaca buku ini, tapi penasaran eh XD

    BalasHapus

Terima kasih telah membaca sampai selesai.
Mohon maaf sebelumnya, kolom komentar aku moderasi.
jadi komentar kalian tidak akan langsung muncul, nunggu aku setujui dulu baru bisa terlihat.
tinggalkan komentar dan senang berkenalan dengan kalian