{Book Review & Blog Tour) The Way I Used To Be – Amber Smith




Judul Buku : The Way I Used To Be
Penulis : Amber Smith
Penerjemah : Orinthia Lee
Penerbit : Penerbit Spring (Imprint dari Penerbit Haru)
Tahun terbit/ Cetakan Pertama : September, 2017
Tebal : 392 Halaman
 ISBN : 978-602-6682-04-8
Genre : Novel dewasa
Rating : ****
Bookmail dari Penerbit Spring  
***
BLURB
Eden adalah anak yang baik. Masa SMA sama sekali tidak mengubahnya. Namun, malam saat ia diperkosa oleh sahabat kakaknya telah mengubah segalanya.
Kehidupan yang tadinya sederhana, menjadi rumit. Apa yang tadinya dia sukai. Kini dia benci. Apa yang tadinya dia pikir benar, ternyata adalah sebuah kebohongan besar. Tidak ada yang masuk akal lagi.
Eden tahu dia harus memberitahu seseorang, tapi dia tidak bisa. Dia malah mengubur rahasia itu dalam-dalam. Namun, saat ada orang yang benar-benar peduli padanya, akankah dia tetap menguburnya?

*****

Eden atau Edy adalah seorang remaja yang jauh dari predikat remaja populer, hidup dengan kedua orang tuanya dan mempunyai satu kakak laki-laki yang bernama Caelin dan sedang menempuh perkuliahan di salah satu universitas yang berada di kota lain serta mempunyai sahabat yang bernama Mara. Awalnya keseharian Eden tampak biasa tidak ada yang spesial dari kesehariannya, tetapi setelah kejadian mengerikan yang ia alami, yang dilakukan oleh seseorang yang sudah dianggap seperti keluarga sendiri beserta ancaman bahwa Eden dilarang keras untuk tidak memberitahukan kepada siapapun. Eden menjadi lebih sering melamun dan sebisa mungkin mengatakan pada dirinya sendiri bahwa ia baik-baik saja meskipun bayang-bayang ketakutan itu masih terus menghantui dirinya.


“Cobalah abaikan segala hal yang tidak terasa benar, segala hal yang tidak akan terasa benar lagi.” (Halaman 7)


Eden masih bersikap bahwa tidak terjadi apa-apa baik di hadapan keluarganya ataupun di hadapan Mara. Bahkan Eden bersama Mara masih bisa membuat klub buku makan siang, di mana para anggotanya adalah anak-anak yang tidak populer, Mara dan Eden adalah salah satu dari siswa yang menjadi korban bullying karena penampilan mereka yang jauh dari kata keren. Pertemuan yang tidak terduga antara Eden dan Josh seorang anggota tim basket yang sangat populer dan cacian yang diam-diam dilayangkan kepada Eden dari seseorang yang tidak dia duga sebelumnya membuat Eden berubah.


“Kami hanya perlu menerima keadaan, hanya perlu menganggap kamilah yang bermasalah. Dan kamu harus menerimanya seakan itu masalah kami, padahal bukan.” (Halaman 35)


Perubahan yang tidak pernah diduga oleh siapapun, Eden kini berubah, menjadi Eden yang baru dan jauh dari apa yang mereka duga.
Perubahan seperti apakah yang Eden lakukan?
Sampai kapan Eden merahasikan malam mengerikan itu?
Bagaimana seorang Eden berusaha menepis kenangan buruk itu dari hari-hari yang ia lalui?
Baca kisah Eden dalam cerita “THE WAY I USED TO BE” karya Amber Smith
*****
 “Ini sesuatu yang baru, perasaan ini. Bukan amarah, bukan kesedihan, bukan malu. Perasaan ini membakar segala yang ada dalam diriku,
semua pikiran, kenangan, perasaan yang pernah kumiliki.
Perasaan ini memenuhi ruang kosong yang tersisa.”
(Halaman 55)

Pertama kali membaca langsung dibuat terkejut. Bab awal memang menceritakan kejadian mengerikan yang dialami oleh Eden. Sungguh biadap orang yang melakukan hal itu, kalau pepatah indonesia mengatakan “sudah dikasih hati minta jantung.” Si pelaku yang bernama Kevin ini memang sudah dianggap seperti keluarga sendiri karena rumah mereka memang berdekatan dan juga Kevin adalah teman baik dari Caelin.

“Namun kebencian yang terbesar, kusimpan untuk diriku sendiri.
Tak peduli apa yang dilakukan atau tidak dilakukan orang lain, akulah yang memberi mereka izin. Akulah yang berbohong.
Si pengecut yang terlalu takut untuk sekedar berhenti berpura-pura.”
(Halaman 67)

Awalnya aku agak sangsi waktu beberapa tokoh memanggil Eden dengan sebutan Edy, dalam pikiranku nama Edy adalah adalah nama laki-laki, dibagian awal aku sempat membaca berulang untuk memastikan tokoh ini cewek apa cowok. Ternyata Edy itu nama panggilan Eden tapi aku lebih suka memanggil dia dengan sebutan Eden.

Karakter Eden disini bikin gemas, bukan gemas karena lucu, imut atau polos tapi  gemas-gemas menyebalkan. Karakter Eden dalam cerita ini digambarkan ada 2 versi sebelum dan sesudah kejadian. Jika sebelum kejadian itu Eden adalah anak yang polos, pendiam, tidak berani menentang bahkan ia tidak bisa mengatakan ‘tidak’, khas anak remaja yang belum terkontaminasi dengan hal-hal buruk. Tapi kejadian itu merubah segalanya yang ada dalam diri Eden. Bahkan orangtua, kakaknya dan Mara tidak suka dengan perubahan Eden. Dibuat kagum waktu Eden jadi pioneer dalam berdirinya Klub Buku Makan Siang, di saat yang lain bercanda di kantin sekolah Eden dan beberapa temannya malah asyik berdiskusi tentang buku. Keren Eden, dua jempol untuk mu. Tapi Eden berubah menjadi menyebalkan saat ia bersama dengan Josh. ‘Arghh kenapa cowok sebaik Josh kamu perlakukan seperti itu?, penasaran kan perlakuan seperti apa yang dilakukan oleh Eden kepada Josh? He he he. Di awal aku membaca kisah ini, aku sempat bertanya ini usia Eden berapa tahun waktu mengalami hal yang mengerikan itu? Dan di jawab di setelah membaca beberapa halaman. Eden mengalami hal mengerikan itu saat dirinya berusia 14 tahun, membuat aku kaget dan menyayangkan kenapa hal itu harus menimpa seorang Eden. 14 tahun kalau di Indonesia berarti sekitar anak usia SMP kelas 2.

Selain ada karakter Eden, Mara, Caelin dan Josh dalam cerita ini ada beberapa karakter lainnya ada Amanda tetangga Eden yang juga merupakan adik dari Kevin, Steve dan Cameron teman satu klub Buku, beberapa teman pria Eden dan Mara, beruntungnya Kevin yang tidak banyak muncul dalam cerita ini, jika banyak muncul sudah dipastikan babak belur wajahmu Kevin, karena para pembaca pasti ingin sekali menghajarmu.

Paling tidak suka dengan karakter kedua orangtua Eden, menurutku mereka sama sekali tidak punya ikatan batin dengan Eden. Melihat sikap mereka aku berfikir Eden adalah bukan anak kandung mereka. Dan aku paling suka dengan karakter Caelin kakak laki-laki Eden, dia sangat melindungi dan menyanyi Eden dan dia selalu berkeyakinan bahwa Eden adalah adik kecilnya yang polos dan lugu. Caelin, aku rasa hampir semua adik ingin punya kakak seperti Caelin.

Penulis menggunakan sudut pandang orang ketiga, dengan tokoh utama adalah Eden. Kita secara tidak langsung dibuat seperti melihat detail kejadian yang dialami oleh Eden. Cerita dibagi menjadi empat bagian yaitu Tahun Freshman, Tahun Sophomare, Tahun Junior dan Tahun Senior. Di mana itu menunjukkan tingkatan Eden di sekolah.

The Way I Used To Be, kalau dalam Bahasa Indonesia artinya Jalan yang Dahulu berarti jalan hidup yang pernah dilalui oleh Eden, proses perubahan seorang Eden yang sangat luar biasa. Ditunjang cover yang cantik dan judul yang selaras dengan isinya, menjadi kombinasi yang pas. Aku suka covernya terkesan kelabu tapi menyimpan aura kekuatan yang luar biasa.

Ini novel terjemahan sudah dipastikan akan ada beberapa hal yang memang tidak sesuai dengan budaya orang timur, jadi posisikan diri kita sebagai pembaca yang berada dalam kultur budaya yang sama dengan cerita. Misal kita tetap memposisikan sebagai orang timur dengan cerita semacam ini, yang menurut beberapa orang masih dianggap tabu dan bakalan menghakimi seorang Eden, tapi jika kita memposisikan kita berada dalam kultur budaya yang sama maka kita akan bisa melihat bahwa cerita ini sungguh luar biasa.

Mengangkat tema tentang pemerkosaan dibawah umur merupakan hal yang sangat berani. Menurut aku pribadi selain tema yang bisa dikatakan antimainstream, kekuatan cerita ini sebenarnya ada pada karakter Eden. Karakter Eden yang membentuk jalan cerita menjadi menegangkan. Adakalanya menyebalkan tetapi di satu sisi Eden juga kasihan.  

Jujur, ini novel terjemahan pertama kali yang aku baca. Rasa penasaran tentang sebuah novel terjemahan terjawab sudah, membuat aku berkeinginan untuk membaca novel terjemahan yang lain.

“Benar-benar mudah.
Kita hanya perlu bertingkah seakan kita normal dan baik-baik saja,
dan orang-orang akan mulai memperlakukan kita seperti itu.” (Halaman 75)

Adegan dalam cerita Eden ini yang aku sangat sukai adalah waktu Eden untuk pertama kalinya memberitahu tentang kejadian yang ia alami itu kepada Josh. Cara dia memberitahu kepada Josh, sukses membuat aku merinding dan meneteskan air mata. Aku seperti berhadapan langsung dengan Eden, melihat wajah gugupnya, wajah penuh tekanan, sorot mata ketakutan, sorot mata terluka dari seorang Eden. Bukan hal mudah untuk menyimpan rahasia besar dalam jangka waktu yang lumayan lama dan menceritakan kembali itu sungguh sangat berat, karena secara tidak langsung ia dipaksa mengingat malam mengerikan itu.

Yang menjadi cerita semakin sempurna adalah saat dalam sebuah cerita tersebut bertaburan banyak quote-quote yang menarik perhatian. Dan diantara banyak quote yang berterbangan di cerita ini yang paling aku suka adalah sebagai berikut :

“Terkadang, kita semua memikirkan hal-hal yang tak seharusnya dipikirkan.”
(Josh, Halaman 139)

“Tentu saja ingat, tapi karena aku begitu pandai berpura-pura, aku hanya balas menatapnya – tepat ke matanya-. Wajahku adalah batu. Tubuhku adalah batu. Hatiku adalah batu.”
(Eden, halaman 169)

“Segalanya harus tetap tak terucapkan. Jadi aku memasang wajah peranku, wajah baruku, wajah tegarku dan pergi begitu saja.”
(Eden, halaman 191)

Selesai membaca cerita ini, ada pesan yang ingin diungkapkan oleh kisah Eden ini. Jangan mengahakimi apa yang dilakukan oleh Eden adalah salah. Dia hanya anak remaja yang masih butuh perhatian orangtua. Eden hanya bingung bagaimana melampiaskan segala amarah dan kekesalannya akan apa yang menimpa dirinya, sehingga dia tidak tahu jalan mana yang harus ia pilih. Menjadi pelajaran bagi kita semua khususnya para orangtua, jika menangkap sekecil apapun perubahan yang ditampakkan oleh anak kita, ada baiknya kita perlu untuk mencari info lebih. Umumnya pada usia Eden anak diberi kepercayaan lebih tetapi tetap dalam pantauan orangtua juga, kita tidak ingin kisah Eden berulang kembali bukan?. Dan buat para remaja diluar sana tetaplah bangga dengan dirimu sendiri, jangan pernah merasa iri kepada orang lain, yakinlah bahwa kamu menarik dengan cara kamu sendiri.

Kisah Eden, mengingatkan kita akan masa pencarian jati diri. Banyak hal yang mempengaruhi, lingkungan keluarga, pertemanan dan sebagainya. Disinilah peran orangtua dan keluarga dibutuhkan agar dalam masa pencarian itu mereka tidak salah jalan.
“Aku tidak baik-baik saja. Aku benar-benar tidak.
Aku tidak baik-baik saja. Aku salah – semua yang telah kulakukan sepanjang hidupku salah.” (halaman 35)

Apa yang dialami Eden tidak hanya menyakiti secara fisik tetapi mental juga, jangan hakimi ataupun jauhi mereka tapi rangkul dan beri kenyamanan pada mereka, jangan sampai mereka merasa sendiri. 

Buku ini aku rekomendasikan untuk mereka pecinta novel terjemahan, cerita ini sungguh keren kalian wajib baca cerita ini. Juga buat para orang tua, para kakak-kakak yang punya adik perempuan, kalian juga wajib baca cerita ini. Dan akhirnya kisah Eden ini aku beri bintang 4..
****
GIVEAWAY

Sudah tidak sabar menunggu info giveaway ini kan? Akan ada 1 novel THE WAY I USED TOBE” gratis untuk kalian yang langsung dikirim oleh penerbit. GA hanya diadakan di FansPage penerbit spring.  Simak ketentuannya berikut ini :
  1. Domisili dalam wilayah Republik Indonesia.  
  2. Follow semua akun media sosial penerbit spring ; twitter (@penerbitspring), Instagram (@penerbitspring/), FansPage Penerbit Spring 
  3. kalau mau follow akun aku juga boleh kok, twitter @farida_271dan Instagram @farida_271/ (Ini tidak wajib kok.
  4. Share info Blogtour ini diakun media sosial mu, kalau mau share di akun instagram kalian bisa repost banner yang ada diakun Ig aku. dan jangan lupa kasih hastag #TheWayIUsedToBe dan mention ke aku yaa. 
  5. Kemudian tulis “DONE” di kolom komentar dibawah ini.

Giveaway hanya berlangsung satu kali yaitu di akun FansPage penerbit Spring klik di sini. Yang dimulai pada tanggal 28 Oktober - 01 November 2017 
Kalian hanya diwajibkan untuk membuat FOTO QUOTE , dari quote-quote yang ada di dalam cerita The Way I Used To Be ini.

Caranya simak quote-quote yang dishare oleh masing-masing host blogtour yaa. Jika ada pertanyaan bisa langsung mention/DM ke akun twitter aku atau email ke faridaendah@gmail.com

kalian bisa melihat pilihan quote quote di akun blog para host lainnya : 




 
Buat seindah dan secantik mungkin ya, nanti yang beruntung bakalan dapat 1 buah novel ini, penasaran kan dengan kisah Eden. Ikutan yaa jangan lupa ajak teman-temannya juga ya biar semakin rame.

Untuk jadwalnya bisa dilihat digambar ini : 
untuk penerbit Spring saya ucapkan banyak terimakasih atas kesempatan dan kepercayaannya untuk saya, sehingga saya bisa ikut dalam rangkaian blogtour. saya minta maaf jika dalam mereview ini masih banyak kesalahan ataupun kekurangan. sukses terus buat penerbit spring.

Posting Komentar

10 Komentar

Terima kasih telah membaca sampai selesai.
Mohon maaf sebelumnya, kolom komentar aku moderasi.
jadi komentar kalian tidak akan langsung muncul, nunggu aku setujui dulu baru bisa terlihat.
tinggalkan komentar dan senang berkenalan dengan kalian