{Book Review) Izmi dan Lila-Riawani Elyta

Judul Buku : Izmi dan Lila

Penulis : Riawani Elyta

Penerbit: Najah

Tahun terbit : 2011

Cetakan : Pertama

Tebal : 292 Halaman

ISBN : 978-6022-978-866-

***

BLURB

Bak gemerlap bintang di langit, meski jauh dan tinggi berada, namun tak pernah bosan menghiasi langit serta mewarnai malam, itulah persahabatan sejati.

*****

Izmi dan Laila adalah dua orang gadis asal Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di Negara Singapura. Mereka harus berfikir keras saat kurs rate melonjak secara dratis yang berefek kepada harga barang dan jasa di semua sektor melambung tinggi. Izmi mendapat kiriman jatah uang dari orang tuanya yang hanya cukup untuk melunasi biaya sekolah dan sisa untuk transport, sementara Lila mendapatkan beasiswa yang mampu menutupi semua biaya pendidikan. Tetapi baik Izmi dan Laila harus berfikir tentang biaya sewa kamar, transportasi dan makan.

Beruntung bagi Izmi karena dimana flat tempat ia menginap mempunyai owner yang sangat baik, meskipun pada akhirnya sang owner juga yang mengusir Izmi dari flat-nya. Izmi membantu sang owner  untuk membuat perkedel dan roti goreng, selain mendapat upah Izmi juga mendapat kelonggaran untuk menunda pembayaran sewa flat. Karena flat yang disewa Izmi bukan flat yang untuk disewakan melainkan flat keluarga jadi Izmi harus rela mengungsi jika ada anggota keluarga dari Nyonya Jen-sang Owner tiba-tiba datang.

Kesalahpahaman yang mengakibatkan pengusiran terhadap Izmi, membuat ia semakin dekat dengan sosok laki-laki yang mirip sama Keanu Reeves yaitu Nathan putra dari Nyonya Jen yang baru menjadi seorang duda. Kedekatan yang menumbuhkan getaran yang aneh yang mereka berdua rasakan saat bertemu.

Lain Izmi lain pula dengan Laila. Tiga bulan setelah menginjakkan kaki di Singapura Lila sudah berhenti meminta kepada sang papa, seminggu setelah itu sang ibu memberi tahu bahwa usaha percetakan yang dikelola sang Papa bangkrut karena dikhianati oleh orang kepercayannya.

Lila memutuskan untuk mencari pekerjaan yang bisa menerima seoang pelajar asing, menjadi pialang saham adalah jawaban bagi Lila, karena disitulah yang bisa menerima seorang foreigner atau orang yang berasal dari luar negeri. Dan menjadi pialang saham akhirnya membawa Lila untuk berkenal dengan master trainner yang bernama Edward, yang sudah cukup menyita perhatian Lila diawal pertemuan mereka. Edward seorang duda yang sudah mempunyai anak perempuan yang seumuran dengan Lila.

Bagaimana kisah cinta Izmi dengan Nathan? Mampukan mereka untuk bersanding selamanya?

Bagaimanapula dengan Lila, apakah ia bisa bertahan di Negara Singapura dengan kondisi seperti itu?bertahankah atau menyerah ? dan bagaimana dengan rasa yang ia pendam untuk Edward? Bertepuk sebelah tangan atau tidak?

Temukan keseruan Izmi dan LiLa dan semua pertanyaan itu dalam buku ini, Izmi & Lila, karya Riawani Elyta.

*****

Keren !!!! sumpaaah.

Dengan menggunakan 2 POV yang berbeda, tetapi tidak nampak tumpang tindih mengenai karakter tokoh. Menggunakan setting di Negara Singapura yang terkenal dengan segala keteraturannya. Izmi dan Lila mempunyai karakter yang berbeda. Meskipun mereka sama –sama menghadapi permasalahan yang sama dan juga mereka sama-sama jatuh cinta kepada seorang duda, tetapi mereka bisa menyingkapi dengan cara yang berbeda. Izmi dengan keahlian memasak ia mampu membuat makanan dan dititipikan di kedai dekat ia menginap dan Izmi juga mempunyai pembawaan yang santai dan mempunyai sifat optimis yang tinggi. Sedangkan Lila benar dia tetap berusaha mencari tambahan dengan cara mencari kerja tetapi menurut dia tokoh Lila ini banyak mengeluhnya dan tipe-tipe orang pemikir. Sifat santai dan rasa optimis dari Izmi inilah yang membuat ku jatuh cinta dan suka dengan karakter Izmi.

Kelebihan buku ini adalah menggambarkan bagaimana sebuah persahabatan baik dikala suka maupun duka. Bagaimana suka dukanya seorang mahasiswa yang sekolah di luar negeri, dari cerita ini aku tahu bahwa tidak hanya orang yang berduit saja yang bisa bersekolah kesana. Bagaimana cara mereka bertahan di negeri orang yang jauh dari sanak keluarga. Semua diceritakan dalam buku ini secara pas tidak ada yang dilebihkan menurut ku. Buku ini merupakan buku yang mampu membawa pembaca untuk berfikir cerdas.

kekurangan buku ini adalah ada banyak kalimat yang menggunakan bahasa inggris, jadi saat orang semacam aku yang tidak terlalu memahami bahasa inggris agak kesulitan, karena jujur aku memerlukan kamus untuk membaca cerita ini. Selain itu cover dari buku ini kurang berbicara tentang isi buku menurut ku.

Bagian yang aku suka dalam cerita ini adalah waktu adegan dimana Izmi dan Lila ngobrol atau bisa dikatakan semacam curhat didalam flat, hal itu menggambarkan atau memberi kesan bahwa adanya sebuah kepercayaan dan kenyamanan dalam sebuah hubungan persahabatan.

Quote favorit ku dalam cerita ini adalah sebagai berikut :

“Tidak pernah ada kesempatan kedua untuk posisi yang sama.

Yang ada hanya kesempatan pertama untuk posisi berikutnya.”

(Lila, halaman 122)

Pesan moral yang ingin disampaikan dari cerita ini. Aku ambil dari salah kutipan percakapan antara Lila dengan Izmi yaitu sebagai berikut :

“Kita tidak perlu kemanapun just to make our together wish,

karena dimanapun kita berada,

our friendship still same meaningful, so as the stars in the sky above.”

(Halaman, 283)

Selain itu buku ini menyampaikan bahwa hidup adalah sebagai pilihan dan setiap pilihan selalu ada segala akibat yang mengikutinya. Masa depan tidak ada yang tahu tugas kita sebagai manusia adalah melakukan pilihan yang terbaik yang menurut kita memang yang terbaik untuk semuanya. 

Dengan penuh kemantapan buku ini sangat aku rekomendasikan buat semua orang, tidak hanya buat mereka yang menempuh hidup dengan berjauhan dari keluarga karena memang buku ini bisa menginspirasi semua orang.

Dari 5 nilai yang aku punya buku ini mendapat nilai 4.