{KUTIPAN NOVEL} MR. BAIHAQI By SHISAKATYA




Untuk kutipan atau quote dari novel Nada-Agam tidak aku jadikan satu dengan reviewnya, karena aku merasa quote di novel ini sangat banyak dan sayang kalau tidak ditulis semua.
Jadi ini beberapa quote yang ada di novel Mr. Baihaqi yang aku suka :

  1. “Saya enggak pernah perkarakan pekerjaan. Yang saya perkarakan agamanya. Jangan sampai saya salah arah, merelakan putri saya kepada laki-laki yang bahkan tidak tahu bagaimana cara mencintai Tuhan. “ (Halaman 12)
  2. “Penasaran membawa cinta memang benar ada, Bu.” (Halaman 43)
  3. “Jangan pernah membuat perempuan jatuh cinta. Jika sampai itu terjadi FBI pun akan kalah dalam hal menstalker hidupmu.” (Halaman 81)
  4. “Perempuan yang menyimpan perasaan tanpa diceritakan kepada orang lain lebih menakutkan dari pada yang sibuk bercerita ke sana sini. (Halaman 88)
  5. “Kami sama-sama enggak saling kenal. Karena dalam agama kami, perkenalan itu dimulai dari mendatangi orang tua masing-masing. Dan itulah yang belum kami lakukan. Kami bertemu tanpa sengaja. Tetapi doaku kepadanya selalu mengeja. Di setiap kali aku bertemu denganNya, tanpa sadar aku menyelipkan sebait doa untuk laki-laki itu. Jika dia bukan jodohku, tolong jangan jodohkan dia dengan yang lainnya.” (Halaman 88)
  6. “Jangan cari aku dalam akun sosial mediaku. Tetapi cari aku dalam shalat istikharahmu. Niscaya akan kau temukan jawaban semua pertanyaan yang kau ajukan kepadaku. (Halaman 97)
  7. “Ayah enggak butuh alasanmu, Nada, karena di akhirat kelak pun bukan mulutmu yang menyelamatkanmu. Tetapi bagian tubuhm lainnya, jadi Ayah harap mulai sekarang jangan biasakan membalas jawaban dengan mulutmu. Tapi tindakanmu. Lakukan yang terbaik sebagaimana mestinya.” (Halaman 102)
  8. “Bahwa cinta tidak perlu diucapkan dan digembor-gemborkan ke semua orang. Cukup aku dan dirinya yang tahu seberapa besar cinta itu ada.” (Halaman 104)
  9. “Harusnya kamu tanya pada hatimu, Ai. Mengapa dulu orang tua kita melakukan perjodohan pada kita. Karena mereka menyayangi kita. Menikah tanpa cinta lebih baik dari pada saling mencintai tanpa menikah.” (Halaman 118)
  10. “Jangan kau cemburu atas apa yang diimiliki oleh orang lain. Karena kau tidak tahu apa yang telah Tuham ambil darinya. Jangan kau bersedih atas cobaan yang kau rasakan. Karena kau tidak tahu apa yang akan kau dapatkan setelahnya.” (Halaman 129)
  11. “Masukin dalam pikiran lo kalau menikah itu bukan perkara umur. Tapi perkara niat. Kalau emang niat lo udah besar, usia muda juga bisa kok nikah dan hidup bahagia. Karena nikah lo ya mau beribadah kepada ALLAH. Tapi kalau pikiran lo begitu, sampai usia tua pun akan terus sama. Enggak maju-maju.” (Halaman 140)
  12. “Kalu bisa meminta kepadaNYA, cukup bagiku menjadi mad aridlisukun  untuknya. Karena yang terakhir akan selalu diingat daripada yang pertama. Apalagi manusia tempatnya lupa.” (halaman 142)
  13. “Bukannya yang ia tahu cinta itu adalah saat seseorang mencuri hatimu namu kamu tidak pernah merasa kehilangan.” (Halaman 157)
  14. “Jadilah yang baik lebih dulu sebelum menemukan yang terbaik.” (Halaman 211)
  15. “Kalau kita mencari-cari kesalahan orang lain, pastinya orang lain akan mencari-cari kesalahan kita juga.” (Halaman 230)
  16. “Nikah itu jangan sama orang yang sempurna. Karena tujuan utama menikah itu saling menyempurnakan. Kalau sudah sama-sama sempurna yang ada banyak timbul perasaan sombong di antara suami dan istri.” (halaman 278)
  17. “Jika menunggu sendiri membuatmu takut. Cobalah menunggu bersama dalam doaNYA. Agar terasa lebih indah.” (Halaman 306)
  18. “Memohonlah kepadaNYA bisa kelak perjalanan kita kedepannya seperti bacaan harakat di dalam mad wajib muttasil. Janganlah kau ragu dan bimbang dalam memulainya. Karena aku percaya kepadaku bila aku akan membawamu untuk memulainya seperti mad lazim mutsaqqal kilmi dan mad lazim mukhaffaf harfi, yang kau tahu sendiri permulaan surat tersebut hurufnya dibaca jelas dan dipanjangkan walaupun hanya terdiri dari dua harakat saja.” (Halaman 306)
  19. “Jika kita berdampingan seperti ini di depan cermin, aku merasa kita seperti idgham mutajanisain. Dimana terjadi pertemuan dua huruf yang sama makhrojnya tetapi berlainan sifat. Sama seperti dirimu dan diriku. Yang bertemu dalam satu pernikahan sakral ini.” (Halaman 318)



Posting Komentar

0 Komentar