{Review Novel} TUJUH PUISI CINTA SEBELUM PERPISAHAN – MAYA LESTARI GF


Judul Buku : Tujuh Puisi Cinta Sebelum Perpisahan
Penulis : Maya Lestari GF
Penerbit : Penerbit Pastel Books
Tahun terbit : Cetakan Pertama, Rajab 1439 H / April 2018
Tebal : 324 Halaman
  ISBN : 978-602-6716-31-6
Hadiah dari challenge Baca Buku Perpustakaan 2018
***
BLURB
Kinandari menerima Evan karena dia memercayai keajaiban cinta. Ayah dan ibunya melalui petualangan menakjubkan berdua. Begitu pun akhir kisah-kisah putri Disney selalu bahagia selama-lamanya. Jadi, Kinandari mantap menerima cinta itu. Selain karena dia menghormati kesucian cinta, dia juga mencintai Evan dari dasar hatinya.

Pertemuan itu diawali dari pameran lukisan Evan di Taman Budaya Sumatra Barat. Kinandari menyampaikan apa yang dilihat matanya tentang setiap lukisan yang berpendar dalam cahaya dan dibintangi anak perempuan murung yang rapuh. Tampaknya, Evan dan Kinandari saling jatuh cinta saat itu. Sayangnya, harus berakhir tak lama sejak pertemuan manis itu. Semua tak berjalan seperti dugaan Kinandari. Cinta tidak semenakjubkan harapannya. Pun tidak semembahagiakan putri-putri Disney.

Lukisan kerapuhan yang mempertemukan mereka berdua justru menjadi kenyataan pada akhir hubungan singkat itu. Ketika Evan meminta mengakhiri, dan Kinandari mengiakan, perempuan itu hanya bisa mengajukan permohonan terakhir : Tolong bacakan tujuh puisi yang pernah kau buat untukku, setelahnya peluklah aku. Maka aku akan pergi selamanya dari hidupmu.
*****------*****------*****------****-----******



Untuk review novel ini aku tidak menceritakan bagaimana sinopsisnya, karena dari blurb nya sudah cukup menggambarkan bagaimana jalan ceritanya.

Ini novel ketiga karya penulis yang sudah aku baca, ketiga-tiganya semua bercerita tentang kehidupan setelah pernikahan. Meski sama-sama tentang pernikahan tapi untuk yang ini berbeda.

Novel ini diceritakan dari sudut pandang orang ketiga dari sisi Kinan. Sama seperti dua novel sebelumnya yang sudah aku baca, ketiga novel ini sama-sama mengambil sudut pandang orang ketiga dari sisi tokoh utama cewek. Ah jadi penasaran kalau Mbak Maya nulis novel dengan sudut pandang cowok (atau jangan-jangan sudah ada tapi aku yang belum tahu), untuk alurnya sendiri maju-mundur, agak sedikit membuat bingung tapi karena memang harus sepert ini konsep ceritanya menurut aku. Jadi kita malah makin penasaran dan bertanya “apa sih yang terjadi saat itu?”.

Setting tempat di daerah Padang, dengan beberapa tempat yang masuk ke dalam cerita, tapi aku masih merasa asing dengan tempat-tempat itu. Jangankan Padang, Pacitan saja aku belum tuntas menjelajahinya. Jadi pengen main ke Padang dan bertemu dengan obyek-obyek yang digunakan oleh Mbak Maya.



Kinandari, sarjana lulusan matematika yang memutuskan untuk mengikuti Evan dan melepaskan pekerjaannya sebagai guru matematika, ditengah kesibukannya sebagai seorang istri dan membantu Evan di galeri lukisannya Kinandari membuat buku matematika untuk anak sekolah dasar.

Evan, dia memboyong Kinandari ke rumah di mana Evan dilahirkan, rumah yang merangkap sebagai galeri lukisannya.

Melihat kisah Evan dan Kinan, aku teringat ada sebuah kalimat bahwa sebuah pernikahan bukan hanya tentang aku dan kamu, tapi penyatuan dua keluarga, penyatuan dua adat dan budaya.

Evan dan Kinan saling jatuh cinta saat Kinan mendatangi waktu Evan mengadakan pameran. Evan yang terpesona dengan penilaian Kinan akan lukisannya membawa mereka pada satu titik perasaan yang berujung pernikahan.

Sampai akhir cerita, aku sedikit bingung dengan apa sih yang menyebabkan keduanya saling bersitegang dan mengambil kesimpulan untuk cerai? Akhirnya aku mengambil kesimpulan, emosi, kurangnya keterbukaan atau kurangnya saling bicara. Sehingga mereka berdua selalu merasa sok tahu bahwa inilah keinginan dari pasangan masing-masing. Padahal tidak tentu benar bukan?



Karena tidak adanya sudut pandang Evan sama sekali. Aku jadi gemes, ini kenapa orang tua dua belah pihak cuma ngasih tahu Kinan aja untuk tidak cerai.

Kalau untuk pilihan diksi, jangan ditanya kelihaian penulis dalam memilih diksinya, banyak sekali diksi atau quote yang menarik, bahkan dari cerita matematika saja bisa menjadi kata-kata yang nyentil dan luar biasa bagus. Banyak sekali tanda yang aku sematkan saat menemukan kata-kata yang cantik dan bermakna dalam, maunya aku tulis semua di sini, tapi nantinya gak seru dong jadinya. Tapi aku kasih bocoran beberapa saja ya, sebagai berikut :

“Aku dulu tidak pernah berpikir bahwa pernikahan itu sebenarnya bukan semata pertemuan cinta laki-laki dan perempuan, tapi juga pertemuan dua dunia yang terbangun dari puluhan tahun pengalaman hidup, bukan hanya ada kebahagiaan di sana, tapi juga rentetan kepedihan terbawa serta. (Halaman 195)

“Berpisah itu menyakitkan Kinan. Selamanya akan meninggalkan lubang di hatimu. Jangan pilih opsi itu, Kinan. Pertahankan pernikahanmu.” (Halaman 240)

Beberapa hal yang aku suka dari cerita ini selain banyak sekali kata-kata yang luar bisa , alur yang menarik, pengemasan cerita yang apik, kapan lagi baca cerita di dalam cerita, lalu keunikan gaya pacarannya Kinan dan Evan yang diceritakan di sini. Kinan akan bercerita sesuai dengan imajinasinya, kadang aku merasa Kinan lebih cocok jadi guru PAUD atau penulis fantasi. Dan Evan pun bisa mengimbangi gaya cerita Kinandari. Sungguh luar biasa.

Dari tujuh puisi yang dipilih oleh Kinan kemudian dibaca oleh Evan apakah ada yang menjadi favori aku? Jawabannya ada dan hampir 7 puisi itu aku suka semuanya. tidak bakalan aku tulis dalam review ini jadi kalian harus baca.



Ada banyak adegan yang aku sukai, tapi paling aku suka adalah saat Sheila menghubungi Kinan setelah mendengar bahwa Kinan dan Evan akan bercerai. Itu semua perkataan Sheila daging semua dan jleb mengena di hati. Dan membuat aku berfikir ‘Oh ternyata menikah itu memang gak gampang.’.

Selain itu juga obrolan pak Surya dosen struktur aljabar Kinan, Pak Surya bilang “Alam punya cara sendiri untuk mengajarkan harmoni kepada manusia.” Lalu menggunakan bunga matahari sebagai contohnya. Ada apa dengan bunga matahari?

Ada beberapa hal yang bisa dikatakan amanah atau pesan yang mungkin bisa digunakan dan diingat untuk kita-kita yang sedang mengalami cobaan dalam pernikahannya, yaitu sebagai berikut :
  • Masalah itu datang untuk dihadapi, bukan buat ditutupi. Kalau ditutupi, atau kita mengalihkan perhatian ke yang lain, masalahnya emang nggak tampak lagi, tapi yang jelas dia tetap ada dan itu bahaya.
  • Kita mendengar untuk memahami atau justru mendengar buat membalas kata-kata yang lebih menyakitkan. Sebagai bahan intropeksi diri saat sedang bertengkar dengan pasangan.
  • Segitiga sama sisi sebuah perkawinan. Suami-Istri-Tuhan. Ketika suami dan istri menjadikan Tuhan sebagai pegangan, maka segalanya akan terasa mudah. Suatu saat Tuhan akan membukakan jalan. Itulah segita sama sisi. Segitiga yang setiap sudutnya tidak akan bisa bergeser dan berubah.  


Dan review novel keren ini aku tutup dengan salah satu puisi  tentang Rahasia Matematika yang Kamu Tidak Tahu, karya Kinandari :

Fibonacci
Alam memiliki keindahan yang disebut fibonacci
Setiap kuntum, setiap spral bunga dan satwa
Setiap kelahiran anak kelinci
Mengikuti bilangan fibonacci
Setiap yang lahir akan bertumbuh sesuai pola
Dari satu menuju dua, dua menuju tiga,
tiga menuju lima, lima menuju delapan
delapan menuju tiga belas
alam memiliki kode-kode rahasia
dan inilah rahasianya
Fibonacci

Kalian harus bacanya, cocok banget dibaca sambil menemani kalian rebahan. Dijamin gak nyesel, karena semua isinya daging. Satu barispun sayang kalau kalian lewatkan. Gak usdah bingung belinya karena novel ini banyak dijual di toko buku baik yang online maupun offline.  Jadi jangan ragu lagi segera hubungi toko buku kesayangan kalian.

------------************------------**********-----------

Maya Lestari GF suka menulis tentang hal-hal kecil. Hingga saat ini sudah menulis 20 buku dan bercita-cita menulis lebih banyak lagi. kesukaannya adalah memandang ke balik jendela, saat hujan lebat mengempas tanah, rumput, pepohonan, dan bebungaan. Ada sesuatu yang menawan tentang hujan, terutama tentang bagaimana hujan membersihkan bumi dari polusi dan (mungkin) kebencian. Itulah sebabnya, di banyak buku, ia selalu memberi tempat pada kisah-kisah hujan.
Ia suka buku, dan lebih suka membacanya saat hari hujan, bergelung dengan selimut, di balik jendela.




Posting Komentar

0 Komentar