{Book Review } Orbit Tiga Mimpi – Miranda Malonka


Judul Buku : Orbit Tiga Mimpi
Penulis : Miranda Malonka
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit : Cetakan Pertama 2017
Tebal : 320 Halaman
 ISBN : 978-602-03-3204-8
***
BLURB
Alejandro terobsesi dengan benda-benda angkasa dan bertekad menang olimpiade astronomi. Tapi, bagaimana dia bisa menang kalau pelajaran matematika justru membuatnya merana?

Asterion, vokalis band yang selalu cerah ceria dan tidak pernah menangis. Tak ada yang tahu dia menyembunyikan banyak rahasia di balik suara merdunya.

Angkara senang menghabiskan waktu untuk merenung dan menulis puisi tentang bintang-bintang. Tapi, seluruh dunia ingin dia mengubah gaya menulisnya.

Ketiga orang yang sangat berbeda ini dipersatukan oleh kelompok belajar yang dipilih sesuai urutan absensi kelas. Meski awalnya canggung, ketiganya menemukan diri mereka mengorbit satu sama lain.

Namun, ketika perasaan saling suka melesat bagai meteor, ditambah keresahan atas identitas diri, akankan orbit mereka terus berputar atau malah hancur lebur?

*****------*****------*****------****-----******

Alejandro, Angkara dan Asterion mereka bertiga adalah anak kelas 11 jurusan IPA, mendadak mereka harus berada dalam satu kelompok belajar di sekolah, tidak bisa menolak atau keberatan karena kelompok belajar itu dibentuk oleh Bu Guru berdasarkan absensi. Dan kelompok ini bersifat tetap. Padahal mereka belum saling kenal dan ini baru hari pertama mereka masuk sekolah setelah libur kenaikan kelas.

Ale tidak mengenal sama sekali keduanya, sedangkan Kara dan Aster meskipun mereka tidak dekat tapi mereka pernah satu kelas.

Perkenalan pertama mereka langsung akrab, meskipun Aster tidak lebih hanya sebagai pendengar saja, karena Kara dan Ale mereka sama-sama sangat menyukai hal-hal yang berbau astronomi.

Proyek kelompok pertama mereka adalah tugas biologi. Tapi sayangnya Aster tidak bisa terlibat banyak dalam tugas pertama mereka, karena ia harus latihan untuk mengikuti audisi band agar bisa tampil di pentas tahunan sekolah.

Sejalan dengan waktu, ketiganya semakin dekat dan saling membantu jika ada salah satu yang sedang mengalami kesulitan, seperti Kara yang siap membantu Ale untuk pelajaran menghitung, Ale sangat berambisi untuk mengikuti olimpiade astronomi, maka ia pun mengikuti kelas astronomi tapi sayangnya Ale lemah dalam hitung-menghitung.

Sementara Kara, yang disuruh pihak mading untuk membacakan puisi karyanya di depan banyak orang kebingungan karena dia tidak pernah tampil di depan banyak orang, lalu Aster membantu Kara agar bisa tampil percaya diri. Kalau Kara dan Ale bilang, Aster memang sejak lahir sudah bisa tampil di depan orang banyak dan selalu bisa tampil memukau dan menghibur.  

Aster yang selalu tampil ceria di depan banyak orang dan selalu membuat orang disekitarnya ikut merasa bahagia menyadari sesuatu, bahwa suaranya tidak cocok dengan aliran band yang ia gawangi selama ini. Ia selalu sedikit memaksakan diri bahwa ia bisa tampil maksimal.

Kara, pihak mading memberikan tantangan buat Kara, bahwa ia harus menulis puisi untuk mading sesuai dengan tema-tema yang telah ditentukan pihak mading. Kara bingung, karena selama ini hanya menulis puisi berdasarkan apa yang ingin ia tulis, dan semuanya memang selalu berkaitan dengan istilah perbintangan.

Aster yang tinggal hanya dengan kakak perempuannya saja, dilanda rasa galau. Ia sudah lama tidak bertemu dengan kedua orangtuanya. Kedua orangtua Aster adalah seorang ahli filologi yang kini tinggal di luar negeri. Aster dan kakaknya harus menanggung rindu untuk sekedar berkumpul dengan orangtuanya.

Sementara Kara tinggal di rumah yang sempit dengan ayahnya saja. Ayah kara bekerja di sebuah cafe kecil.

Dan hanya Ale lah yang mempunyai keluarga normal, ia tinggal bersama kedua orangtuanya dan satu adik laki-laki yang bernama Alan. Ale dan Alan mereka sama-sama suka meneropong bintang dari kamar mereka masing-masing.

Persahabatan mereka menjadi semakin seru, saat Kara ternyata jatuh hati kepada sosok Ale.

Bagimana kisah mereka selanjutnya?
Akankan Ale berhasil mengikuti olimpiade astronomi?
Apa yang akan dilakukakan Aster, saat ia menyadari bahwa vokalnya memang tidak cocok dengan band sekolah?
Lalu, mampukah Kara menjalankan tantangan dari pihak mading?
Jika Kara mencintai Ale, lalu bagaimana dengan perasaan Ale sendiri? dan juga perasaan Aster yang selama ini melihat kedekatan mereka berdua?
Simak kelanjutan kisah mereka dalam Orbit Tiga Mimpi.

*****------*****------****--------*****------*****


Ini karya pertama Miranda Malonka yang aku baca. Membaca cerita ini mengingatkan aku akan sosok penulis Rhein Fathia, Yap Rhein suka membuat cerita dimana selalu ada saja unsur astronomi di masukkan ke dalam ceritanya.

Orbit Tiga Mimpi di tulis dari sudut pandang orang pertama dan kerennya langsung menggunakan tiga sudut pandang sekaligus, yang dibedakan ditiap part.

Pemberian nama partnya bukan part 1 atau bab 1 tapi langsung pada nama-nama dari ketiga tokoh tersebut.

Alur cerita menggunakan alur maju, dan plot ceritanya keren, tidak hanya konfik remaja yang jatuh cinta saja, tapi lengkap ada konflik dengan keluarga, konflik sesama sahabat, dan yang paling utama dan penting adalah konflik dengan diri sendiri.

Bagaimana ketiganya menyelesaikan masalah masing-masing dengan dukungan yang baik dari kebersamaan mereka, karena mereka tidak hanya saling bekerja sama dalam mengerjakan tugas kelompok saja tetapi mereka saling membantu memberikan dukungan, semangat kepada satu sama lain. persahabatan yang manis bukan?

Karakter masing-masing tokoh sangat kuat, mengingat kisah ini langsung menggunakan Pov 3 sekaligus, pasti tidak mudah dalam mengembangkan masing-masing karakter, karena karakter ketiganya sangat berbeda.

Alejandro, dia sangat benci saat orang memanggil nama lengkapnya dan ia lebih suka dipanggil dengan nama Ale. Ale termasuk tipe cowok yang rapi dan terorganisir dengan baik dan teratur. Contohnya, meja belajar dia rapi dan selalu menempatkan barang pada tempatnya dan setelah pulang sekolah maka ia akan langsung cuci kaki dulu, baru kemudian duduk di tempat tidur. Itu Ale kalau kamu bagaimana? Selain itu ia juga menyiapkan segala sesuatu dengan baik, jika besok ulangan sejarah maka semalaman ia bakalan belajar pelajaran sejarah dengan baik? Apakah kamu seperti Ale?

Asterion yang berarti ‘penguasa bintang-bintang’, meskipun namanya penuh arti, tapi dia tidak terlalu memperdulikan arti dari namanya. Sangat merindukan kebersamaan dengan ayah dan ibunya. Bagi Aster musik dan laut adalah identitasnya. Aster selalu tampil ceria, bahagia dia selal bisa memberi aura positif bagi orang di sekitarnya, dan dia tidak pernah kelihatan bersedih. Jadi jika disaat ada seseorang yang berhasil membuat dia menangis, adalah hal yang langka dan itu pasti spesial bukan?

Kara, tidak ada dalam bayangan kalau nama dia adalah cewek, aku kira awalnya Angkara ini sosok cowok. Angkara seorang penulis, dia penulis tetap kolom puisi di mading sekolahnya. Kara hanya tinggal dengan Ayahnya, yang seorang pekerja di sebuah cafe. Hidup mengajar kepada Kara untuk menjadi sosok yang tegar dan mandiri. Dibanding Ale, Kara jauh lebih santai dalam menghadapi masa depan, bagi Kara selama ia masih bisa menulis maka ia akan tetap bisa menjalani hidup.

Sebagian contoh puisi karya Angkara :

Ketika ruang vakum menebar debu-debuDalam jiwa yang memekik-mekik merduKetika itulah kita terbang naik dalam gelapSambil bertanya-tanya penuh harap:Apa yang sesungguhnya kita cariDalam gundukan debu ini?(Halaman 90)




Awalnya, ketika aku membaca bagian blurb buku ini, aku kira kisah persahabatan di cerita ini antara dua cowok dan satu cewek, ternyata malah dua cewek dengan satu cowok. Selain mereka bertiga ada beberapa tokoh yang mendukung cerita yaitu Alan adik dari Ale yang punya sifat kebalikan dari Ale, kemudian ada Lena kakak perempuan Aster yang mencintai seni dan tentunya sangat menyayangi Aster, kemudian ada teman band Aster yang membuat cerita makin seru, selain itu ada juga Scarlet ketua mading sekolah.

Cover judulnya keren, nuansa benda benda langitnya sangat terasa, dan dari judulnya juga keren, menjadi satu yang saling berkesinambungan dengan isi dari cerita.

Tapi satu yang membuat aku bingung, setting tempat ini berada di mana ya? Karena memang tidak dijelaskan secara detail, cuma beberapa kali menggunakan kata ‘kota pantai’. Sempat terfikir kalau setting tempat berada di daerah Kalimantan, tapi Kalimantan yang banyak bukan pantainya melainkan sungai. Apa mungkin di Bali? Entahlah.

Adegan yang aku suka dalam cerita Orbit Tiga Mimpi ini adalah waktu Ale akan melakukan teropong bintang bersama Alan tiba-tiba ditelpon oleh Aster yang sedang berlibur, kemudian pada akhirnya bukan Aster yang menemani Ale, tetapi malah Ale yang ngomong panjang lebar untuk menemani Aster sampai ia tertidur. Ini keren banget, melihat bintang dari teleskop butuh konsentrasi yang tinggi tapi demi sahabat yang membutuhkan bantuan Ale mampu melakukannya.

Selain hal di atas, ada lagi adegan yang aku suka, yaitu ketika Ale dan Kara bicara tentang hal-hal yang berkaitan dengan astronomi, disini aku serasa menjadi Aster, tidak tahu apa yang sedang mereka bicarakan. Keseruan obrolan mereka dapat banget feel nya.

Tebar-tebar quote, ini dia beberapa quote yang cukup jleb dan pastinya yang aku suka ;

“Lautan luas mengingatkanku bahwa kita semua bisa bergerak sebebas mungkin, sejauh mungkin, tanpa batas ruang itu sendiri.”(Halaman 73)

“Alasan kenapa pada akhirnya kira nggak bisa jadi diri sendiri, karena dituntut ini-itu oleh lingkungan.”(Halaman 110)

“Sebetulnya nggak ada orang yang bisa pura-pura nggak peduli tentang cinta. Cinta itu aneh, seperti penyakit. Pilihannya Cuma dua:kamu terjangkit atau tidak. Dan kalau kamu terjangkit, otomatis kamu pasti jadi bego, hilang kendali, dan melakukan hal-hal irasional. Nggak peduli apakah kamu pura-pura nggak kena, kamu akan tetap menderita di dalam.”(Halaman 123)

“Dengan begitu kita bisa belajar bahwa dunia ini nggak berhenti berputar untuk menontonmu menangis dan meratap. Juga, kita nggak akan bisa memaksa dunia menghapus air matamu dan mengasihanimu.”(Halaman 140)

“Keadaan kita memperbolehkan kita untuk jatuh dan menangis, tapi kamu memilih tidak melakukannya.”(Halaman 192)

Kisah ini sarat akan pesan moral, masa SMA adalah masa pencarian jati diri untuk jenjang masa depan yang lebih baik. Dalam cerita ini kita semua diberi tahu selepas SMA dan ingin melanjutkan kuliah maka pilihlah jurusan kuliah yang cocok dengan minat dan keinginanmu, bukan karena pacarmu memilih jurusan itu, bukan pula karena temanmu memilih jurusan itu, bukan karena siapapun tapi pilihkan karena dirimu sendiri.

Sementara dari tokoh Ale kita belajar mengukur kemampuan diri kita sendiri dan mempersiapkan segala sesuatu dengan rencana yang baik.

Dari Kara kita belajar bahwa keluar dari zona nyaman itu tidak menakutkan asal kita memang punya tekad yang sekuat baja dan tidak pantang menyerah maka menemukan dunia baru yang sebenarnya kamu cari bukanlah hal yang mustahil.

Dari Aster kita belajar untuk melepas dan mengikhlaskan apa yang kita cintai serta mensyukuri nikmat dari kehidupan itu sendiri.

Dan dari ketiganya kita belajar untuk menentukan sebuah pilihan dan konsekuensi dari pilihan tersebut. Tentang eratnya sebuah persahabatan yang sesungguhnya dan tentang perjuangan untuk meraih masa depan yang diimpikan.

Bintang 4 untuk kisah Ale, Aster dan Kara.
Orbit Tiga mimpi ini meskipun bergenre young adult, melihat dari pesan yang ingin disampaikan aku rasa dibaca para remaja pun juga bisa. Kalian semua yang sedang masa pencarian jati diri kalian wajib baca buku ini, temukan inspirasi dari para tokoh-tokoh dalam karakter ini. Tidak perlu menjadi orang lain tapi jadilah dirimu sendiri dan bersinarlah.


***************--------------------******************



Miranda Malonka adalah penikmat seni, penyuka sains dan pecinta kucing. Berdomisili di Jakarta dengan selusin kucing jahe, tapi lebih sering berada di kota lain untuk belajar, memotret, mengumpulkan ide atau sekedar mengamati. Sangat terganggu oleh ketidakadilan, ketidakpedulian dan nada yang fals.
Kunjungi Miranda di :
http://mirandamalonka.wixsite.com/home

****------******
Sukses terus buat kak Miranda, ditunggu karya karya selanjutnya.



Posting Komentar

0 Komentar