SEBUAH RASA BERSALAH DAN SEUCAP KATA MAAF - REVIEW DIA (YANG KEMBALI) KARYA TITI SANARIA


Judul Buku : DIA ( YANG KEMBALI)

Penulis : Titi Sanaria

Penerbit : Penerbit Kubus Media

Tahun terbit : Cetakan pertama, 2017

 Tebal : vi + 282 Halaman

ISBN : 978-602-61000-8-5

***

Laki-laki itu serupa mimpi buruk bagi Dara. Mungkin lebih mengerikan daripada sekedar mimpi yang sewaktu-waktu berakhir saat terjaga. Karena dunia nyata tak bisa dipenggal seperti mimpi.

Dia kembali, layaknya menggarami luka, hanya perih yang meraja. Dari bisa merasakan kenangan perlahan menyeret, menggulung dan menenggelamkannya. Kehadiran laki-laki itu mengupas helai-helai memori menyakitkan yang berusaha dilupakan Dara.

Dara tahu dia harus menyelamatkan diri, namun , bagaimana caranya?

 

Demi kesalahan masa lalu yang sangat fatal, Satya terbang ke Makassar setelah mengetahui bahwa Dara (cinta pada masa remajanya) bekerja di perusahaan yang sama dengan dirinya.

Fakta bahwa Dara membenci dan pura-pura tidak mengenalnya membuat ia sadar diri bahwa kesalahan yang telah ia buat memang tidak akan bisa termaakan. Dara membencinya, Dara tidak nyaman berada di dekatnya.

Berbagai usaha, ia kerahkan untuk meminta maaf kepada Dara, mendekatinya, berusaha mengajak bicara dsb, hingga sampai di titik ia melihat secara langsung bahwa kejadian masa lalu membuat Dara mempunyai trauma. Dan itu membuat ia merasakan sakit.

Bagi Dara kehadiran Satya di kantornya adalah sebuah kesalahan, rasa sakit yang laki-laki itu ciptakan masih terasa hingga saat ini, Dara sudah berubah bukan Dara yang dulu, yang percaya akan cinta yang ditawarkan oleh Satya kepadanya hingga ia melupakan semuanya.

Tapi mengapa saat Dara tahu bahwa Satya juga terluka akan kejadian masa lalu, bukannya membuat ia merasa lega, tapi juga rasa sakit itu semakin nyata?

Bagaimana akhir dari kisah Dara dan Satya ini? kembali mengukir cerita manis atau berjalan pada jalannya masing-masing tanpa saling terlibat. Semua diceritakan dengan apik oleh Titi Sanaria dalam cerita novelnya yang berjudul DIA (Yang Kembali)

 

Menggunakan sudut pandang orang pertama dari sisi Dara sebagai tokoh utama dalam cerita ini. Dengan alur maju mundur, kita akan di bawa ke kejadian beberapa tahun sebelumnya, kemudian kembali ke masa sekarang, kemudian mundur lagi ke beberapa tahun sebelumnya. Bukan dalam satu bab utuh untuk kejadian masa lalu, tapi berupa penggalan cerita di dalam bab. Tapi tenang tidak membuat bingung, ceritanya juga tidak tumpang tindih. Jadi kita dibuat penasaran dengan permasalahan atau kesalahan sebesar apa sih yang dilakukan Satya sehingga Dara sangat membencinya.

Untuk konfliknya digambar sangat baik, bertahap tidak pelan tapi juga tidak teralu cepat untuk penyelesaiannya.

Karakter Dara di sini digambarkan seorang wanita yang tidak mempunyai teman banyak, bekerja keras,mandiri, tegas terhadapa diri sendiri.

Dua buku karya penulis sudah aku baca, dari dua buku karakter utama perempuan dalam cerita buatan penulis mempunyai kesamaan yaitu perempuan mandiri, tidak menye-menye dan tegas kepada diri sendiri.

Begitu juga dengan Dara, dia menghadapi sendiri segala kesedihan, rasa kehilangan dan rasa depresi itu tanpa orang tua disisinya, dia bisa bangkit dengan baik, tapi saat kehadiran Satya muncul semua usahanya terasa sia-sia, dia seperti kembali ke titik nol, ketakutan, ras was-was, kesakitan yang dulu pernah ia rasakan itu kembali lagi.

Satya, sosok bekerja keras, bertanggung jawab, tidak plin-plan, bisa menghormati perempuan dan tahu bagaimana memperlakukan seorang perempuan. Faktanya kesalahan masa lalu yang ia lakukakan kepada Dara, bukan hanya Dara yang menderita dan menanggung rasa kesakitan itu, tapi Satya juga merasakanya tanpa Dara mengetahui.

Adegan saat flash back itu sangat manis, meski bacanya sambil senyum-senyum malu, tapi ada rasa deg-deg an yang tercipta karena penasaran masalah apa sih sebenarnya yang membuat mereka jadi seperti ini.

Waktu Satya berusaha minta maaf, itu feel penyesalannya dapat banget menurut aku, kayak beneran kalau dia minta maafnya tulus dari dalam hati yang paling dalam, kayak aku paham dengan apa yang kau rasakan. Jadi pembaca bakalan tidak akan meng judge Satya atas kesalahan yang dia lakukan.

Dalam cerita ini, tidak ada tokoh jahatnya menurut aku, yang berusaha memisahkan Satya dan Dara atau mengancam keberlangsungan kedua tokoh utama, konfliknya cuma antara Satya dan Dara saja, tapi meskipun begitu seru kok cerita dan alur yang dibuat penulis.

Dari kisah Dara dan Satya aku belajar satu hal, bahwa kesedihan yang kita rasakan adalah kesalahan diri kita sendiri, tidak perlu membuat orang lain jadi kambing hitam atas segala kesedihan yang kita rasakan. Berdamai dengan diri sendiri sejujurnya memang berat tapi itu bisa menjadi salah satu dari sumber kebahagian sejati yang kita rasakan.

Rasa bahagia, sedih, dan kecewa bukan karena orang lain yang menciptakan tapi ketidak mampuan diri kita sendiri untuk mengatur pikiran dan perasaan ini.

Buku ini bisa dibaca untuk anak usia 20 tahun ke atas, menurut aku, karena memang tokoh utama dalam cerita ini juga berusia sekitar 20 tahunan, jadi dari segi konflik, adegan dll memang cocok untuk anak usia 20 tahun ke atas atau setidaknya kalian yang baca sudah lulus sekolah menengah atau sudah menikah.

Buku ini karena memang cetakan tahun 2017 yang berarti 8 tahun lalu jika kalian tidak mendapatkan di offline cobalah mencari secara online tapi jangan beli yang bajakan biasanya kalau cari yang online jangan yang format pdf itu pasti bajakan.

Selamat bersenang-senang dan sampai di postingan review buku selanjutnya.

 

Titi Sanaria selalu mengisi waktu luangnya selepas kesibukan kantor dengan membaca dan menulis. Menikmati keindahan alam dan mengambil gambar-gambar pemandangan di langit yang biru bertaburkan awan-awan putih nan indah selalu bisa menjadi inspirasinya untuk terus berkarya dan mengabadikannya dalam instagram miliknya.

Mau kenal dekat dengan Titi Sanaria silahkan intip akun medsosnya:

Instagram : @titisanaria

Twitter : @Tsanaria

Wattpad : @sanarialasau

 


Posting Komentar

0 Komentar