{Book Review) AFTER RAIN -




Judul Buku : After Rain – Suatu Saat Aku berhenti Menangisi mu
Penulis : Anggun Prameswari
Penerbit: Gagas Media
Tahun terbit : 2013
Cetakan : Pertama
Tebal : viii + 324 Halaman
ISBN : 979-780-659-6
***
BLURB
Mungkin aku dibutakan oleh cinta,
Sebab akalku dikacaukan olehmu.
Seberapa banyak pun aku meminta,
Kau takkan memilihku.
Ini yang kau sebut cinta?
Menunggumu bukan pilihan,
Izinkan aku meninggalkanmu,
Dengan serpihan hati yang tersisa.
Dan jika ternyata dia yang ada di sana,
Sama-sama menanggung keping-keping
Hati yang berhamburan,
Saat kami saling menyembuhkan – salahkah itu?
*****

Serenade Senja seorang gadis yang kala itu masih berusia 16 tahun yang jatuh cinta kepada pemuda tampan berusia 21 tahun yang menjadi tetangga barunya. Keduanya jatuh cinta dan akhirnya memutuskan untuk berpacaran. Sepuluh tahun berlalu rasa cinta dari kedua insan itu masih sama, tapi keadaan mereka berbeda. Bara nama lelaki itu, tiga tahun yang lalu dia terpaksa menikah karena perjodohan orangtuanya. Tapi Seren dan Bara masih terus berlanjut. Seren tetapi menjadi orang yang paling Bara cintai, dan mereka tetap melanjutkan hubungan itu. Seren dan Bara bekerja di kantor yang sama. Selama 10 tahun hubungan mereka Bara adalah dunia bagi Seren begitu sebaliknya. Mereka tetap menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih di belakang Anggi istri Bara dan Lily anak Bara dengan Anggi. Di ulang tahun hubungan mereka berdua yang ke 10, menjadi titik tolak bagi Seren untuk memastikan hubunganya dengan Bara akan berujung kemana? Seren mempertanyakan hal itu kepada Bara.


“Kamu datang ke pesta dansaku,
tapi kamu selalu menutupi dirimu yang sebenarnya. Selalu memakai topeng.
Tidak ada yang boleh tahu kita berdansa. Sebelum tengah malam,
kau selalu berlari mengejar waktu, berlomba dengan detik,
untuk sampai di rumah. Meninggalkanku.
Analogi yang menarik kan, untuk kita.”
(Seren, Halaman 18)

Bara terlalu bimbang, haruskan memilih Lily dan Anggi berarti akan kehilangan Seren wanita yang sangat Bara cintai, atau memilih Seren dan melepaskan putri semata wayangnya. Di tengah rasa kebimbangan tersebut, keduanya berusaha menjauh. Di kantor mereka tidak saling sapa. Puncaknya Bara mengajukan mutasi sedangkan Seren mengajukan surat penguduran diri. Mutasi Bara di tolak, dan Seren harus dengan ikhlas dan rela untuk pergi jauh dari Bara. Seren bekerja di sebuah SMA Swasa sebagai guru bahasa inggris. Di sana ia bertemu dengan Elang sang guru musik dan pemilik tatapan mata setajam elang, pendiam dan cenderung membuat dirinya untuk sulit di cintai. Elang ternyata mempunyai kisah yang sama dengan Seren tapi bedanya jika Seren memilih menjauh Elang tetap berusaha bertahan di lingkungan yang masih mengharuskan ia bertemu dengan mantannya. Akankan dua orang dengan latar belakang masa lalu yang sama bisa saling menyembuhkan? Seren yang masih sulit untuk melupakan Bara, akankah kembali ke pelukan Bara, di saat Bara sudah siap untuk menceraikan Anggi? Kemanakan hati Seren berlabuh? Bara atau Elang?
*****

‘Aku’ disini sebagai Seren benar-benar menggambarkan sebagai seorang perempuan yang susah moveon, 10 tahun bukan hal yang mudah untuk melupakan semua kenangan yang telah tercipta, apalagi mereka satu tempat kerja. Awalnya tokoh Bara menjadi sosok egois yang tidak mau melepas keduanya, tapi semakin mendekati ending Bara malah terkesan bimbang. Aku disini paling suka tokoh Kei sahabat Seren, dia benar-benar sahabat sejati selalu ada di saat Seren membutuhkan baik senang maupun sedih, dari Kei pulalah Seren berani mempertanyakan hubunganya dengan Bara selama 10 tahun. Aku harap sosok Kei memang benar ada dalam kehidupan nyata. Elang aku langsung bisa jatuh cinta sama dia sejak kemunculannya di panti asuhan pada waktu perayaan ulang tahun Nola sepupu Kei.

Buku ini benar-benar mempermainkan emosi membaca, aku di bikin gemes dengan Seren yang susah move on. Konflik cerita yang diangkat tidak memberikan kesan bahwa orang ketiga itu adalah perusak rumah tangga orang, karena Anggi, Bara ataupun Seren adalah tetap menjadi pihak yang terluka.

Aku paling suka waktu Elang memainkan piano dan Seren melihatnya secara diam-diam. Karena itu membuat daya pesona mereka menjadi naik 1000 kali lipat dan bisa menampilkan sisi mereka yang lain. Disini tokoh Kenzo cukup menyita perhatian, dia sebagai siswa SMU yang kritis dan cerdas,  yang suka pada Seren, penyuka musik.

Penulis termasuk lihai dalam merangkai kata-kata, aku suka dengan penulis seperti ini.

“Jadi cinta itu adiksi. Semakin lo cinta sama seseorang,
semakin besar rasa ketergantungan lo sama dia.
Semakin rapuh kalau tahu-tahu dia pergi.
Semakin hancur hati lo kalau dia mengecewakan lo.”
(Kean, Halaman 194)

“Menyerah memang kelihatan lebih mudah.
Persis pertanyaanmu kenapa aku tetap bertahan di sana.
Tapi kita perlu melakukan hal yang sulit,
agar hidup ke depannya lebih gampang.”
(Elang, Halaman 240)

Dari buku ini kita belajar, bahwa untuk melepaskan orang yang sudah tidak mungkin memilih kita ataupun tidak mungkin kita miliki, itu sangat berat dan menyakitkan di awalnya tapi itu akan membuat mudah kedepannya dan akan semakin sedikit pihak yang akan tersakiti. Ikhlaskan meskipun berat dia untuk bahagia dengan pilihannya dan kamu berhak bahagia dengan seseorang baru yang bisa jadi lebih layak untuk membuatmu bahagia. Cerita lama akan tertutup dengan rapi dengan munculnya cerita baru yang jauh lebih indah. Buka mata buka telinga dan buka hati maka akan banyak kau temukan sumber kebahagian.

Buku ini cocok dibaca untuk mereka yang masih mengharapkan dia yang tidak akan menjadi milikmu, cocok buat para guru aagar bisa mengahadapi sosok murid semacam kenzo dan membuat semua pecinta novel romansa di manapun kalian berada, novel ini tidak menye-menye dan ada kesan yang timbul setelah kalian membaca.

Ada 3 bintang untuk novel ini dari 5 bintang yang aku punya.

Posting Komentar

0 Komentar