Judul Buku : The Wedding Plan
Penulis : Pia Devina.
Penerbit : PT. Grasindo
Tahun terbit : Cetakan Pertama, Februari 2015
Tebal : 187 Halaman
ISBN : 978-602-251-894-5
***
BLURB
“Wanita harus menikah sebelum usia dua puluh enam
tahun agar kehidupan rumah tangganya bahagia.”
Bagi seorang Gayatri Windriya, menikah tidak
menjadi prioritas dalam pilihan kehidupannya. Permasalahan yang timbul mungkin
tidak akan menjadi sangat keruh seadainya keluarga besar tidak menjodohkan
dirinya dengan seseorang. Mahesa Bhadrika, lelaki yang sangat dibencinya di
masa lalu, ia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya.
Bagaimanapun, Giya bersikeras untuk membubarkan
rencana pernikahannya sendiri bersama laki-laki itu. dia bahkan meminta Reksa
untuk pura-pura menjadi kekasihnya.
Lantas.... haruskan rencana pernikahan itu
benar-benar karam?
*****------*****------*****------****-----******
Dari blurb sebenarnya aku rasa sudah menggambarkan ringkasan cerita dari novel
The Wedding Plan ini. Baiklah kita langsung
review saja, inilah review ala-ala aku.
Ini adalah novel ke beberapa dari penulis yang aku baca dan aku rasa ini
beda, kalau biasanya novel kak Pia Devina itu endingnya agak gantung, tapi yang ini nggak.
Ditulis dengan sudut pandang orang pertama dari sisi Gia. Aku tahu perasaan
menjadi Gia, diuber-uber untuk menikah itu memang ngeri banget, apalagi Gia
tipe wanita yang menikah bukan menjadi prioritas. Kalau menurut aku, bukannya
bukan menjadi prioritas tetapi belum menemukan orang yang tepat dan yakin bahwa
aku harus menikah dengan dia. (a cieee malah curhat)
Karakter Gia, ini cewek mandiri, keras kepala, tapi sekeras-keras kepalanya
seorang cewek akan luluh pada satu orang, pada siapa tebak? Pada ayahnya
sendiri saat sang ayah bilang “Papa khwatir, nggak bisa menjadi wali kamu
menikah karena papa keburu nggak ada.” Sumpaah saat papa Gia ngomong ini,
berasa mampu meruntuhkan batu karang di tepi pantai dalam satu deburan ombak
saja.
Dari semua karakter yang ada dalam cerita, yang menyita perhatian adalah
Reksa, Reksa adalah pelayan cafe di cafe milik teman Gia. Sumpah karakter Reksa
ini adem, kalem dan sempurna. Tapi sayangnya karakter dan peran Reksa tidak
terlalu diangkat dalam cerita ini.
Cerita ini memang fokus pada konflik batin Gia dengan kebencian yang amat
sangat kepada sosok Bandi. Coba siapa yang dongkol dijodohkan dengan orang,
yang ternyata orang itu adalah orang punya kontribusi paling besar dulu
menyakiti hati kita. Yap Badi adalah orang yang paling Gia benci semenjak
mereka SMA.
Hal manis dalam adegan di cerita ini adalah saat Badi dan Gia sedang
mengantarkan kain batik milik teman neneknya Gia. Disini Gia yang memang
ceroboh, sok menolak bantuan dari Badi. Lalu yang dikatakan Badi adalah “Makanya jangan marah-marah mulu. Sesekali,
buang gengsi lo. Daripada badan lo memar-memar karena jatuh.” Manis kan
Badi.
“Lo harus punya prinsip dalam hidup lo. Say no when you need to say no. Dan lo juga jangan takut untuk bilang iya ketika lo memang sudah siap untuk mengiyakan.”(Halaman 47)
Dari cerita ini aku tahu satu hal, yaitu Jangan terlalu berlebihan dalam
mencintai atau membenci seseorang karena kita tidak tahu, kadang yang paling
kita cintai bisa jadi kita benci atau sebaliknya.
*****---------------*******-------------*******
PIA DEVINA, seorang aquarius yang tidak bisa
meng-skip- eksistensi musik dan bahan
bacaan dalam kesehariannya. Bekerja di Quality Management Departement di salah
satu perusahaan swasta asing yang bergerak di bidang industri farmasi, namun
isi kepalanya lebih banyak dipenuhi rangkaian plot untuk menulis novel. Novel solonya yang sudah terbit antara
lain, ‘Two Lost Souls’, ‘Weh’, ‘Deep Down Inside’, ‘Carrying Your Heart’, ‘Love
Lock’, ‘Beautiful Sorrow’, ‘(Un)Browken Wings’, dan ‘Menjagamu’.
Penulis bisa dihubungi di akun-akun medias sosialnya : @piadevina (Twitter),
Pia Devina (Facebook), dan piadevina@yahoo.com (email).
2 Komentar
Bagus ya novelnya, suka baca banget nih, sampai semua tulisannya tentang novel :)
BalasHapusSaya jadi kangen masa dulu, saat masih bisa duduk santai baca novel berjam-jam.
Sekarang mah sulit :)
kenapa mbak Rey?? sekarang kemampuan membaca aku entah kemana, paraah banget pokoknya...
Hapusterimakasih ya mbak sudha berkunjyng
Terima kasih telah membaca sampai selesai.
Mohon maaf sebelumnya, kolom komentar aku moderasi.
jadi komentar kalian tidak akan langsung muncul, nunggu aku setujui dulu baru bisa terlihat.
tinggalkan komentar dan senang berkenalan dengan kalian